Suara.com - Kebanyakan orang yang sedang berusaha menurunkan berat badan, akan memulainya dengan menyingkirkan lemak perut mereka pertama kali. Itu karena lemak perut, selain membuat Anda merasa tak nyaman, juga ternyata bisa berbahaya bagi kesehatan Anda.
Lemak perut juga tidak hanya dimiliki oleh orang yang gemuk, bahkan orang kurus dengan perut rata pun sebebnarnya memiliki lemak perut. Beberapa lemak berada tepat di bawah kulit Anda, yang terlihat, tetapi kadang-kadang berada jauh di dalam di sekitar paru-paru, hati, ginjal, dan jantung Anda.
Lemak yang terletak jauh di dalam disebut lemak visceral, yang merupakan masalah bagi semua orang, bahkan untuk orang kurus sekalipun. Kedua lemak ini bisa disebut sebagai lemak perut lunak dan lemak perut keras. Lantas, apa perbedaannya?
Beriku adalah penjelasan mengenai lemak perut lunak dan lemak perut keras, seperti dilansir Times of India.
Lemak perut lunak
Lemak perut lunak juga dikenal sebagai lemak subkutan. Ini adalah jenis lemak yang mudah Anda lihat seperti saat Anda mencubit pinggang. Sesuai Harvard Health Publishing, 90 persen lemak tubuh pada kebanyakan orang adalah lemak lunak. Jenis lemak ini terletak tepat di bawah kulit Anda. Bagi Anda, itu mungkin terlihat tidak menarik, tetapi sebenarnya membuat Anda tetap hangat dan merupakan sumber energi bagi tubuh Anda.
Lemak perut lunak juga menghasilkan molekul bermanfaat yang membantu menekan rasa lapar dan menjaga keseimbangan energi Anda. Singkatnya, Anda dapat mengatakan bahwa lemak ini membantu menjaga berat badan Anda.
Lemak perut keras
Lemak perut keras dikenal sebagai lemak visceral, yang terdiri dari 10 persen sisa lemak tubuh Anda. Terletak jauh di dalam rongga perut dan di sekitar organ Anda. Ketika perut Anda berkembang namun tidak terasa lunak dan empuk, maka kemungkinan sebagian besar lemak menjadi lemak keras atau visceral, yang merupakan penyebab kekhawatiran.
Baca Juga: Akibat Sedot Lemak, Perut Wanita Ini Membusuk dan Harus Jalani 7 Operasi
Lemak visceral menghasilkan hormon dan zat peradangan, yang dari waktu ke waktu dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh dan dapat meningkatkan risiko penyakit kronis. Lebih banyak endapan lemak visceral dalam tubuh tentu akan berbahaya karena terkait dengan resistensi insulin, tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan beberapa masalah kesehatan lainnya.
Bagaimana menurunkan lemak perut?
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengubah diet Anda. Perhatikan jumlah dan jenis makanan yang Anda makan. Makan lebih sedikit karbohidrat olahan, gula, lemak jenuh dan lemak trans. Anda dapat meningkatkan asupan protein tanpa lemak, buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan lemak tak jenuh ganda.
Kedua, selain makan sehat, Anda harus mengurangi asupan kalori Anda. Konsumsi 500 kalori lebih sedikit setiap hari untuk kehilangan 500 gram lemak dalam seminggu.
Ketiga, bergerak lebih banyak sepanjang hari. Aktivitas intensitas sedang selama setidaknya 30 hingga 60 menit dalam sehari bisa sangat bermanfaat. Berjalan, berlari, bersepeda, atau aktivitas aerobik adalah latihan yang sangat baik untuk mengurangi lemak subkutan dan visceral.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
Terkini
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!