Suara.com - Seorang wanita Selandia Baru mengalami koma atau terkunci di dalam tubuhnya sendiri setelah tertusuk pin dan jarum di kakinya ketika jogging. Penyakitnya membuat wanita bernama Anstey Campbell ini hanya bisa berbaring selama sebulan.
Mulanya, Anstey merasa kakinya menjadi sangat lemah dan sering sakit dada sampai akhirnya sang ibu memanggilkan ambulans. Menurut dokter, gejala penyakit yang dialami oleh Anstey akan memburuk ketika ia stres.
Setelah melakukan pemeriksaan, ternyata Anstey menderita Guillain-Barre Syndrome (GBS), gangguan autoimun yang tergolong langka. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang merusak saraf lalu menyebabkan kelemahan otot dan terkadang kelumpuhan.
Menurut Pusat Pengedalian dan Pencegah Penyakit (CDC), dilansir dari Fox News, gejala penyakit ini biasanya berlangsung beberapa minggu hingga beberapa tahun. Meskipun banyak pasien yang akhirnya sembuh total, banyak juga yang mengalami kerusakan saraf permanen hingga meninggal dunia.
Gejala GBS biasanya dimulai dengan sensasi kesemutan di kedua kaki, seperti yang dialami oleh Anstey. Kemudian, gejala menyebar ke lengan dan tubuh bagian atas dalam hitungan minggu atau bahkan berjam-jam.
Adapun masalah kesehatan yang bisa menyebabkan penyakit GBS antara lain diare, penyakit pernapasan, dan infeksi. Menurut CDC, penyakit GBS tergolong langka karena hanya menyerang 1 : 100.000 orang seumur hidup. Sementara itu, penyakit langka ini juga lebih umum menyerang pria dan orang dewasa di atas usia 50 tahun.
Dalam kasus Anstey sendiri, kondisinya membutuhkan intervensi yang lebih luas ketika mengalami kelumpuhan total dan koma selama seminggu.
Saat itu Anstey dipindahkan ke ICU dan dibantu alat ventilator selama 86 hari, 31 harinya dia dalam kondisi sadar, dan sisanya tidak bisa merespons.
"Saya ingat dokter mencoba semua tes medis untuk mendapatkan semacam respons dari tubuh saya. Ketika saya menyadari bahwa tubuh tidak merespons, saya berusaha mencoba apapun yang diarahkan oleh dokter. Saya ingat dokter mendorong tulang alis saya utnuk membuat mataku tetap terbuka dan sangat menyakitkan," ujar Anstey.
Baca Juga: Sebelum Wafat, Ibu Nirina Zubir Sempat Terkena Stroke
Anstey yang sadar tubuhnya tidak merespons pun hanya bisa berkata dalam hati agar dokter berhenti memegang tulang alisnya. Tak hanya itu, Anstey juga sadar waktu siang dan malam meskipun tubuhnya dalam kondisi tidak merespons.
Selama itu, ia hanya berkomunikasi melalui kedutan di rahangnya. Lalu, perlahan ia mulai belajar bernapas sendiri dan terapi fisik untuk mengembalikan kekuatannya.
"Beberapa dokter mengatakan bahwa saya bisa kembali pulih meskipun tidak semua organ tubuh saya berfungsi dengan baik," ujarnya.
Setelah 10 bulan, Anstey masih rutin mengunjungi rumah sakit untuk memeriksa kondisinya secara berkala. Akibat kejadian itu, Anstey mulai belajar untuk tidak memikirkan hal-hal negatif.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara