Hal ini dapat dilakukan dengan menjalani berbagai aktivitas yang dapat membuat pikiran Anda menjadi lebih tenang, seperti mendengarkan musik, meditasi, stretching, rekreasi, maupun berolahraga. Kondisi rileks tidak hanya membutuhkan ketenangan pikiran, namun juga memerlukan kekuatan fisik. Oleh karena, itu keduanya perlu terpenuhi saat melakukan aktivitas relaksasi.
Namun perlu diingat, tujuan melakukan aktivitas tersebut adalah melupakan sejenak segala hal yang membuat stress atau yang memperburuk kondisi emosi Anda, sehingga pilihlah aktivitas yang benar-benar membuat pikiran Anda tenang. Hindari aktivitas dengan stimulus negatif dari lingkungan saat Anda sedang berupaya untuk rileks, misalnya mendengarkan lagu sedih yang dapat mempengaruhi kondisi emosi Anda. Hal ini tidak akan membantu Anda menjadi lebih tenang dan hanya akan membuat Anda menarik diri dari aktivitas tersebut.
Tidak boleh dilakukan dalam mengatasi trauma
Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap suatu rasa trauma, namun sering kali mereka melakukan hal-hal yang negatif dan tidak menyelesaikan masalah. Menyalahgunakan alkohol dan obat, serta menghindarkan diri dari rasa trauma, adalah cara kurang sesuai untuk mengatasi PTSD.
1. Menyalahgunakan obat dan alkohol
Dua hal ini mungkin membuat seseorang melupakan masalah dan meningkatkan kepercayaan diri, meski hanya sementara, namun hal tersebut tidak akan membuat pikiran menjadi lebih jernih saat mengalami trauma. Efek ketergantungan dari obat dan alkohol juga dapat memperburuk keadaan mental sehingga memicu kekerasan, kecelakaan, dan keinginan untuk bunuh diri.
2. Tak mau mengakui trauma
Dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti menghindari lingkungan sosial dan menganggap dirinya tidak punya masalah dan tidak memerlukan bantuan terapi. Menenangkan diri dengan cara menyendiri dan menghindari orang terdekat secara berlebihan bukanlah hal yang tepat, karena akan menjauhkan Anda dari dukungan yang mungkin Anda butuhkan. Sama halnya dengan menyembunyikan emosi dan menghindari terapi, karena ini tidak akan menyelesaikan trauma yang dapat kembali sewaktu-waktu meskipun Anda menganggap semua baik-baik saja.
Jadi jangan disepelekan apa yang perlu dan tidak boleh dilakukan untuk mengatasi trauma.
Baca Juga: 3 Berita Kesehatan Menarik; Jerawat Karena Stres Hingga Manfaat Kopi
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
-
LPS soal Indeks Situasi Saat Ini: Orang Miskin RI Mengelus Dada
-
Dean James Cetak Rekor di Liga Europa, Satu-satunya Pemain Indonesia yang Bisa
Terkini
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit