Suara.com - Seorang wanita 73 tahun asal Brasil menderita ruam aneh di telapak tangannya yang ternyata tanda peringatan kanker langka.
Mulanya, wanita lansia itu mengunjungi dokter setelah bekas lukanya pecah dan terasa gatal di telapak tangan. Ia mengatakan bahwa ruam di telapak tanggannya mulai muncul sekitar 9 bulan lalu.
Bahkan ia juga mengalami penurunan berat badan hingga 5 kg dalam empat bulan terakhir. Dokter lantas melakukan pemeriksaan fisik mengenai ruam di telapak tangan wanita tersebut.
Paramedis yang menangani wanita lansia ini pun menuliskan hasil pemeriksaan mereka dalam New England Journal of Medicine. Mereka mengatakan pemeriksaan fisik menunjukkan jelas garis tanggannya dan permukaan palmaris.
Dokter mengatakan ruam telapak tangganya biasa disebut telapak tangan babat. Kondisi ini erat kaitannya dengan kanker, terutama kanker paru-paru dan lambung.
Jadi, mereka memutuskan untuk melakukan CT scan pada wanita tersebut. Ternyata wanita tersebut juga seorang perokok berat dengan gejala batuk terus-menerus.
Hasilnya mengungkapkan bahwa ada kelainan di paru-parunya dan biopsi yang menunjukkan ia menderita kanker adenokarsinoma. Sehingga ia pun harus menjalani pengobatan kemoterapi dan radioterapi.
Sayangnya, kondisi kankernya semakin memburuk 6 bulan setelah pertama kali didiagnosis dokter. Setelah kemoterapi putaran kedua, dokter juga tidak bisa mengungkapkan hasilnya.
"Lesi-lesi palem pada tangan dapat sembuh dengan pengobatan kanker yang mendasarinya. Namun, lesi pada pasien tidak menurun dengan kemoterapi atau salep," tulis para dokter.
Baca Juga: Batuk Parah selama 3 Hari, Wanita 20 Tahun Alami Patah Tulang Rusuk
Perlu diketahui telapak tangan babat adalah suatu kondisi kulit langka. Kondisi ini ditandai dengan permukaan kulit di tangan menebal dan menyerupai lapisan perut sapi, domba, babi yang dikenal sebagai babat.
Sekitar 95 persen kasus dikaitkan dengan kanker dan telapak tangan babat biasanya terjadi sebelum diganosis dibuat.
Penyebabnya tidak bisa dipahami dengan jelas tetapi diperkirakan bahwa kanker dapat merangsang sel-sel kulit palmar untuk berkembang biak.Tidak ada pengobatan khusus tetapi sekitar 30 persen dari kasus diselesaikan setelah kanker yang mendasarinya diobati.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan