Suara.com - Promosi Wisata Kesehatan, Menkes Terawan Bakal Jual Mak Erot dan Purwaceng?
Siap memajukan wisata kesehatan Indonesia, Kemenkes RI bekerjasama dengan Kemenparekraf RI. Sebagai pemangku program, Menkes Terawan Agus Putranto punya usulan unik dengan mengangkat kearifan budaya pijat hingga jamu lokal khas Indonesia.
Berkonsep Kebugaran dan Jamu, Menkes Terawan menyebut nama-nama jamu yang cukup familiar dan dekat dengan masyarakat, bahkan dari nama-namanya yang terbilang nyeleneh.
"Nah kalau wisata kebugaran dan jamu itulah yang harus kita masyarakatkan terus. Kita punya industri jamu yang hebat-hebat tapi nggak pernah kita munculkan. Banyak contohnya, Purwaceng mau apa mau Mak Erot," ujar Menkes Terawan di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Rabu (20/11/2019)
Mantan Kepala RSPAD Gatot Subroto itu percaya, alih-alih mempromosikan beragam teknik medis yang banyak dilakukan negara lain, tapi dengan mengangkat kearifan budaya lokal dan memancing rasa keingintahuan turis mancanegara akan tertarik datang.
"Di situ kalau kita kemas dengan baik, wisatawan asing pasti datang. Kalau di luar pakai teknik medis, kita pakai cara yang lain," imbuhnya.
"Jadi harus selalu dibikin ide-ide yang segar, yang gampang memudahkan orang asing mau datang. Kasih hal yang menggelitik, keingintahuan yang besar. Itu yang sangat penting, dan kita yakin orang-orang indonesia punya ide cemerlang," lanjutnya.
Tidak hanya jamu, budaya kerokan yang dilakukan masyarakat lokal saat badan sedang tidak enak menyerang, juga bisa dijual. Pemilik Terawan Theory itu mengumpamakan kerokan seperti tato sehat ala Indonesia.
"Bayangin kalau nyiapin 10 bed jadi 100 bed per menit berapa, kalau dia tiap kali kerok 20 menit kali dan jangan dilihat kecilnya suatu saat kalau kamu bikin usaha begitu saja itu bisa menarik ya. Sehingga namanya mungkin diganti pembuatan tato sehat," katanya
Baca Juga: Pemerintah Kembangkan Wisata Kebugaran dan Jamu Asli Indonesia, Kayak Apa?
Wacana ini juga diamini Menparekraf Wishnutama, ia setuju segala promosi agar jadi menarik dan yang jadi nilai jual adalah unikannya, hal yang tidak ada di negara manapun. Meskipun sudah banyak dilakukan masyarakat, tapi bakal jadi hal baru bagi wisatawan mancanegara.
"Mungkin berkaitan dengan unik, experiencenya menjadi unik. Unik itu menjadi penting," sahut Wishnutama.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
Terkini
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern