Suara.com - Seorang bayi perempuan bernama Itzmara dilahirkan melalui operasi caesar. Selang 24 jam kemudian, dokter kembali melakukan operasi caesar, bukan pada sang ibu, namun pada Itzmara sendiri.
Menurut dokter, ternyata Itzmara mengandung kembarannya sehingga harus dilakukan operasi caersar untuk mengeluarkannya.
Saat sang ibu, Mónica Vega dari Barranquilla, Kolombia, melakukan USG pada kehamilan tujuh bulannya terdahulu, dokter menemukan Vega memiliki dua tali pusar di dalam rahimnya.
Satu menghubungkan janin Itzmara dengan Vega, tetapi yang lain menghubungkan Itzmara dengan massa yang merupakan kembaran parasitnya.
Ketika dokter memperhatikan hal ini, mereka mendiagnosis Itzmara dengan fetus in fetu, suatu kondisi langka di mana janin cacat ditemukan dalam tubuh kembarannya.
Para dokter mengatakan Vega harus segera melahirkan Itzmara melalui operasi caesar, sehingga mereka bisa mengeluarkan bayinya.
Dokter khawatir jika mereka tidak mengeluarkan kembaran parasit di dalam Itzmara, massa bisa tumbuh dan melukai organ bayi.
Jadi setelah melahirkan Itzmara melalui operasi caesar, para dokter juga melakukan operasi caesar untuk menghilangkan massa yang tidak memiliki jantung atau otak.
Beruntung, kondisi Itzmara sehat setelah operasi, tulis Insider.
Baca Juga: Aborsi Tak Dilegalkan, Wanita di Kenya Beri Minuman Bersoda pada Bayi
Menurut National Institutes of Health (NHS), fetus in fetu sangat jarang, hanya ada satu kasus terjadi pada setiap 500 ribu kelahiran.
Tumor terkait FIF biasanya jinak tetapi terkadang dapat menyebabkan masalah kesehatan, yang dikhawatirkan dokter terhadap Itzmara.
Tidak semua kasus ini diobati segera setelah lahir. Dalam beberapa kasus, masalah kesehatan terkait FIF membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang.
Dalam sebuah kasus pada Agustus silam, yang diterbitkan dalam BMJ Case Reports, menunjukkan seorang remaja 17 tahun di India mengalami rasa sakit di perutnya dan benjolan yang tumbuhnya mulai berkembang selama lima tahun.
Ketika dokter memeriksanya, ternyata remaja itu mengandung janin kembarannya sendiri di dalam rahim dan inilah penyebab sakit perut sang remaja.
Dokter membuka perut remaja itu melalui operasi dan menemukan bahwa tumor itu menyebar dari hati ke tulang panggulnya. Untungnya, kondisi ini tidak menyebabkan komplikasi pada organ-organ lain.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
-
Kebijakan Sri Mulyani Kandas di Tangan Purbaya: Pajak Pedagang Online Ditunda
-
Harga Emas Hari Ini Turun Lagi! Antam di Pegadaian Jadi Rp 2.657.000, UBS Stabil
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
Terkini
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?
-
Manfaat Jeda Sejenak, Ketenangan yang Menyelamatkan di Tengah Hiruk Pikuk Kota
-
WHO Apresiasi Kemajuan Indonesia dalam Pengembangan Obat Herbal Modern