Suara.com - Bahaya Penyakit Tidak Menular Bikin Negara Semakin Rugi, Kok Bisa?
Penyakit tidak menular merupakan tantangan yang semakin mengkhawatirkan yang dihadapi berbagai negara di dunia.
Menurut data WHO, sebanyak 75 persen beban kematian karena penyakit tidak menular terjadi di negara berkembang. Itu terjadi karena kasus penyakit tidak menular meningkat lebih cepat pada kelompok usia yang semakin muda.
Sekitar 80 persen faktor risiko penyakit tidak menular sendiri disebabkan oleh gaya hidup seperti kurang aktifitas fisik, kurang konsumsi sayur dan buah, obesitas, merokok, dan konsumsi alkohol.
"Hampir dua pertiga dari total kematian akibat penyakit tidak menular terkait dengan konsumsi rokok, konsumsi alkohol yang tidak sehat, diet yang tidak sehat, aktivitas fisik yang kurang, dan polusi udara," ungkap Dr Farrukh Qureshi dari WHO Indonesia dalam International Symposium on Health Research di Prime Plaza Sanur, Bali, pada akhir November 2019 lalu.
Dalam kesempatan yang sama, Representatif Aliansi Penyakit Tidak Menular Indonesia, Ibnu Haykal, mengungkapkan penyakit tidak menular telah menghambat pertumbuhan ekonomi di tingkat global dan nasional dengan memengaruhi produktivitas pekerja secara negatif dan mengalihkan sumber daya dari tujuan produktif ke pengobatan penyakit.
Bahkan penyakit tidak menular diperkirakan telah menyebabkan kerugian ekonomi global kumulatif $ 47 triliun USD pada tahun 2030, atau sekitar 75 persen dari PDB global 2010.
Penelitian yang dilakukan World Obesity Federation memprediksi pada tahun 2025 sepertiga populasi dunia akan hidup dengan obesitas.
Pada tahun yang sama, WHO memprediksi akan ada lebih banyak anak-anak dan remaja yang mengalami obesitas daripada berat badan kurang. Sementara jumlah total orang yang menderita diabetes akan mendekati 500 juta. Pada tahun 2025 lebih dari 320 juta orang akan meninggal karena penyakit tidak menular.
Kasus penyakit tidak menular di Indonesia
Baca Juga: BPJS Membengkak, Kemenkes Upayakan Cegah Penyakit Tidak Menular
Menurut data Riskesdas 2018, prevalensi Penyakit Tidak Menular di Indonesia mengalami kenaikan dibandingkan dengan data Riskesdas 2013.
Prevalensi kanker naik dari 1,4 persen pada Riskesdas 2013 menjadi 1,8 persen pada 2018. Prevalensi stroke juga naik dari 7 persen pada 2013 menjadi 10,9 persen pada 2018.
"Berdasarkan data yang tercatat pada Sistem Registrasi Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, angka kematian karena penyakit tidak menular pada 1990 adalah 37 persen. Satu dekade kemudian, angka ini meningkat menjadi 49 persen. Kemudian, meningkat lagi menjadi 58 persen pada 2010. Lalu naik menjadi 71 persen pada 2014. Penyakit kardiovaskular dan diabetes menempati urutan teratas pada beban penyakit tidak menular secara nasional," papar dr. Asmoko Resta Permana, Sp.JP dari Yayasan Jantung Indonesia.
Peningkatan prevalensi penyakit tidak menular juga terlihat pada kasus dimensia.
Direktur Eksekutif Alzheimer Indonesia (ALZI), Patricia Tumbelaka mengungkapkan jumlah orang dengan demensia (ODD) telah mencapai 1,2 juta orang pada 2019. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga 4 juta orang di tahun 2050 dan akan memberi beban ekonomi senilai lebih dari USD2,2 miliar.
Dampak Sosial-Ekonomi
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien