Suara.com - Selama ini pertanian konvensional menitikberatkan pada penambahan input kimia dalam sistem pengolahannya. Di samping terus memaksa petani mengeluarkan biaya produksi yang tinggi, hal itu mengakibatkan kondisi lingkungan semakin terdegradasi.
Alasan itulah yang menggerakkan Paguyuban Petani Al Barokah menggelar Festival Pertanian Organik di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Sabtu (7/12/2019). Namun, menurut Mustofa, ketua paguyuban petani tersebut, acara ini tidak saja ditujukan untuk memberi pemahaman atas teknik terbaru saja, tetapi juga untuk mengelola bermacam-macam pertanian organik.
Bagi Mustofa, adanya seminar ini diharapkan terbangun motivasi di kalangan masyarakat. Termasuk bagi yang sudah bergabung di kelompok tersebut, untuk turut menyemarakkan pertanian organik.
“Kami ingin meningkatkan kesadaran warga sekitar Al-Barokah untuk ikut bertani organik. Selain itu, acara ini punya tujuan agar memperkuat para petani Al-Barokah semakin tergerak untuk terus bertani organik,” kata Mustofa.
Dalam festival ini digelar Seminar dan Workshop Pertanian Organik, dengan mendatangkan narasumber dari Lembaga Sertifikasi Organik, petani sayur organik Merapi, serta anggota Paguyuban Petani Al Barokah sendiri.
Maklum saja, festival ini merupakan bagian dari program pengembangan Kawasan pedesaan dalam payung Desa Sejahtera Astra. Melalui festival ini, Paguyuban Tani Al-Barokah turut hendak menjadi role model bagi pengembangan potensi desa, khususnya bagi 645 desa mitra Astra lainnya dalam program tersebut.
Bimo Santoso, perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yang turut membuka festival dan bertindak sebagai keynote speaker, menyampaikan dukungannya. Menurutnya, masyarakat saat ini perlu mengolah lingkungan secara arif sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan.
''Ketika kita bercerita bahwa lingkungan kita tidak sehat, jawabannya bagaimana kita menyehatkan bahan-bahan makanan kita. Ini PR pertamanya. Nanti ujungnya salah satunya pasti produk organik. Kita ngolah lahan, kalo nggak bener ngolahnya, kita dianggap bersyukur,” tandas Bimo.
Berita Terkait
-
Pertanian Berkelanjutan Jadi Jalan Pulang Saat Alam Kian Merapuh
-
Mengapa Pertanian Berkelanjutan Menjadi Kunci Masa Depan Indonesia
-
Saatnya Regenerasi Petani Muda, Karena Keberlanjutan Kopi Indonesia Dimulai dari Pendidikan
-
Kinerja Mentan Amran Sulaiman Masuk Daftar Terbaik Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran
-
Sawah Baru di Tanah Laut Siap Dongkrak Produksi Padi Kalsel, Kementan Perkuat Mekanisasi Pertanian
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya