Suara.com - Seorang gadis 18 tahun bernama Emmalyn Nguyen asal Colorado harus menelan kanyataan pahit setelah prosedur pembesaran payudara yang dilakukannya pada awal Agustus 2019 kemarin gagal.
Bahkan, selama proses operasi tersebut berlangsung, Nguyen mengalami dua kali gagal jantung dan menderita kerusakan otak setelahnya.
Keluarga Nguyen pun mengajukan gugatan kepada sang dokter, Geoffrey Kim, dan perawat anastesi dari Colorado Aesthetics and Plastic Surgery, pada Rabu (18/12/2019). Ibunya, Lynn Fam, mengatakan putrinya diketahui masih sehat-sehat saja sebelum operasi dilakukan.
Pengacara keluarga, Dabid Woodruff, menduga selama prosedur dilakukan, Nguyen ditinggalkan tanpa pengawasan selama 15 menit setelah diberi anastesi.
Nguyen pun mengalami gagal jantung dan ia dihidupkan kembali melalui CPR. Berdasarkan catatan medis, beberapa menit kemudian Nguyen kembali mengalami gagal jantung.
Dalam gugatan, yang mengatakan kejadian ini adalah diakibatkan oleh kelalaian, juga menyoroti bagaimana pihak medis gagal menghubungi 911 setelah Nguyen disebut tidak 'responsif secara neurologis'.
"Kami hanya ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya, bagaimana faktanya, apa yang terjadi saat itu," ujar sang ibu, melansir Nextshark.
"Aku tidak menyangka insiden tersebut akan terjadi pada anak kami," sambungnya.
Ketika Fam bertanya mengapa prosedur yang seharusnya dapat selesai dalam dua jam berubah menjadi seharian, pihak medis justru mencoba membelokkan cerita tentang apa yang terjadi hari itu.
Baca Juga: Risiko Kanker Payudara Turun Jika Melakukan Diet setelah Usia 50 Tahun
Dr. Kim juga mengatakan tim medis tidak melanjutkan prosedurnya karena tiba-tiba detak jantung Nguyen turun, tapi menyarankan sang ibu untuk tenang karena putrinya baik-baik saja.
"Dia mengatakan semuanya baik-baik saja, Emmalyn baik-baik saja. Dia muda, sehat, dia akan baik-baik saja, hanya membutuhkan waktu lama baginya untuk bangun," lanjut Fam.
Ketika akhirnya salah seorang perawat memanggil 911 psekitar pukul 19.35 malam, Nguyen langsung dilarikan ke Littleton Adventist Hospital.
Tiga minggu kemudian Nguyen dipindahkan ke pusat rehabilitasi di rumah sakit tersebut. Di sana, dia mendapat perawatan dan penanganan medis.
Sekarang, Nguyen diketahui tidak dapat berbicara, berjalan, makan atau merawat diri sendiri karena menderita 'minim kesadaran'.
Kekasih Nguyen pun patah hati melihat gadis tersebut mengalami kerusakan otak dan kondisi itu bertahan selama hidupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat