Suara.com - Beberapa wanita memilih mencukur bulu kemaluannya karena berbagai alasan. Mulai dari kepuasan seksual, kebersihan hingga alasan budaya dan spiritual.
Padahal bulu atau rambut kemaluan memiliki sejumlah manfaat kesehatan. Karena itu tak seharusnya seseorang mencukur rambut kemaluan sampai habis.
Melansir dari NDTV, berikut ini manfaat rambut kemaluan dalam tubuh.
1. Sanitasi
Rambut kemaluan bertindak sebagai penghalang alami terhadap virus dan bakteri. Rambut kemaluan berfungsi melindungi kulit di sekitar alat kelamin yang sangat lembut dari memar atau iritasi.
Karena, pakaian yang kita kenakan terkadang juga bisa mengiritasi kulit area intim. Para ahli juga mengatakan kulit disekitar alat kelamin lebih rentan infeksi setelah rambutnya dicukur habis.
2. Pelumas alami
Rambut kemaluan juga bertanggung jawab untuk menjaga kelembapan alat kelamin. Hal ini berguna untuk mengurangi kemungkinan infeksi ragi dan mencegah kulit area intim tergesek hingga menyebabkan kemerahan. Selain itu, rambut kemaluan juga memberikan perlindungan dari iritasi akibat hubungan seksual.
3. Mengatur suhu tubuh
Baca Juga: Diklaim Punya Rasa Lezat, Ini 4 Fakta Unik Ikan Penis yang Sempat Heboh
Folikel rambut organ intim juga bisa membantu mengatur suhu tubuh. Karena folikel rambut kemaluan ini mengeluarkan minyak yang diangkat ke permukaan kulit. Sehingga minyak ini membantu mengatur suhu tubuh.
4. Meningkatkan sensasi
Mencukur rambut kemaluan sampai habis bisa mengurangi sensasi hingga rangsangan. Karena, ada ujung saraf di bagian bawah setiap folikel rambut.
5. Mencegah kutil kelamin
mencukur rambut kemaluan juga menyebabkan risiko tinggi mengalami kutil kelamin, yakni benjolan yang muncul di area genital. Pada wanita, biasanya terjadi di dekat vulva, vagina dan leher rahim.
6. Sinyal kemampuan reproduksi
Rambut kemaluan dilansir dari Healthline, juga pertanda pubertas yang merupakan tanda fisik jelas dari kematangan seksual. Artinya, seseorang sudah mampu bereproduksi.
7. Transmisi feromon
Rambut kemaluan juga berkaitan dengan penularan feromon atau cairan kimia pembawa aroma yang memengaruhi suasana hati dan perilaku.
Feromon disekresikan dari kelenjar keringat aprokin. Karena, daerah kemaluan memiliki banyak kelenjar ini dibandingkan dengan area tubuh lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis