Suara.com - Beberapa minggu ke belakang, masyarakat resah karena banyaknya kasus ditemukan ular kobra di perumahan penduduk. Hal ini dikarenakan sepanjang November hingga Desember merupakan waktu para ular ini untuk bertelur. Dan di saat bertelur inilah biasanya ular berpencar, salah satunya bisa memasuki rumah warga.
Hal yang ditakuti saat berhadapan dengan ular adalah digigit, apalagi jika ular tersebut berbisa atau memiliki racun seperti kebanyakan ular kobra. Lalu bagaimana, pertolongan pertama saat kita digigit ular?
"Pertama, jangan panik, memang agak susah karena kaget. Jangan panik penting, karena saat panik detak jantung semakin cepat," ujar Erik Hendrayana selaku Kasi Koleksi dan Perawatan Satwa, Museum Komodo dan Taman Reptilia TMII, kepada Suara.com saat ditemui di TMII, Jakarta Timur, Selasa (24/12/2019).
Langkah Pertama: Jangan Panik!
Ketika detak jantung meningkat saat panik, hal ini akan merangsang kerja otot, yang artinya bisa ular yang masuk ke tubuh akan cepat beredar, mengingat peredaran bisa ular melalui kelenjar getah bening.
Selain tidak panik, hal dasar yang harus dilakukan menurut Erik, sesuai dengan guideline atau panduan yang diberikan World Health Organization (WHO) 2016, dengan cara imobilisasi, yakni luka gigitan dibuat tidak bergerak selama waktu minimal obeservasi 1 x 48 jam.
Tujuan dari tidak bergerak ini adalah untuk menghindari terjadinya fase sistemik atau racun yang sudah menjalar ke seluruh tubuh. Saat sudah menjalar, satu-satunya cara adalah pemberian serum antibisa ular.
"Ketika masih fase lokal, itu masih bisa tertangani. Ketika udah sampai fase sistemik, maka harus lari rumah sakit yang menyediakan serum antibisa ular," ungkapnya.
Baca Juga: Warga Diteror Ular, Wali Kota Depok Ingatkan Pentingnya Menjaga Kebersihan
Imobilisasi cara penanganan dilakukan selayaknya penanganan patah tulang. Misalnya, jika area yang digigit ular adalah tangan, maka tangan itu harus diluruskan diganjal dengan kayu panjang sebelum kemudian diperban. Saat bagian yang digigit tidak bergerak, maka otot juga tidak akan bergerak.
"Karena bisa ulang menyerang melalui kelenjar getah bening otot, ketika tidak ada gerakan, maka bisa tidak akan sampai pada fase sistemik," jelas Erik.
Tapi, jika imobilisasi bisa dilakukan dengan tepat selama waktu yang ditentukan, bisa ular justru akan keluar dengan sendirinya. Tapi, untuk berjaga-jaga, maka kita perlu datang ke rumah sakit.
Kesalahan dalam pertolongan pertama
Banyak orang salah melakukan imobilisasi, hanya sekedar diikat di satu sisi, tidak secara keseluruhan, dan tidak diganjal kayu sebagai peyangga untuk menjaga area yang digigit tidak bergerak. Cara ini sama sekali tidak berguna, karena otot masih tetap bergerak, dan bisa memicu amputasi.
"Tidak ada fungsinya sama sekali, karena penularan melalui kelenjar getah bening. Jadi harusnya tidak diamputasi, bisa jadi diamputasi karena orangnya bergerak," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
Terkini
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan