Suara.com - Masalah Kejiwaan Juga Penyakit, 2020 Tak Perlu Malu Bicara Kesehatan Mental
Seiring perkembangan teknologi yang kian cepat dan serba individualis karena tidak berkomunikasi secara tatap muka, ternyata membuat gangguan mental seperti depresi hingga gangguan kecemasan jadi yang paling sering dijumpai di 2019.
Selain karena banyak yang tidak sadar mengidap masalah kejiwaan dan gangguan jiwa, rasa malu dan stigma membuat orang menolak pergi ke psikolog atau psikiater untuk membicarakan masalah kesehatan mental.
"Gangguan psikologis dan gangguan fisik ya sama-sama aja sebenarnya, diare pergi ke dokter, kita punya gangguan sedih ya pergi ke psikolog ke psikiater itu sama aja sebenarnya, itu yang harus disadari," ujar Psikolog Liza M Djaprie saat dihubungi Suara.com, baru-baru ini.
Jadi 2020 mendatang sudah seharusnya banyak orang paham untuk mau berkonsultasi dengan psikolog saat merasa ada yang tidak beres dengan emosinya, karena kini kasus yang banyak ditemukan pergi ke psikolog hanya saat keadaan mentalnya sudah cukup berat.
Anggapan inilah yang perlu diubah, untuk tidak pergi ke psikolog saat beban mental sudah sangat berat atau gangguan jiwa. Sehingga banyak orang tidak takut berkonsultasi dan tidak bersembunyi dari orang sekitar bahwa ia pergi ke psikolog, karena alih-alih sembuh sembunyi-sembunyi pergi ke psikolog malah menambah beban mental.
"Apakah mereka ingin all out atau terbuka jujur pada lingkungan itu masih tetap sedikit sekali, karena masih malu masih takut, judgetmen orang, masih kemudian ngeri kalau dapat predikat orang gila," ungkap Liza.
"Nah, itu masih yang belum, sementara teorinya dan kenyataannya selama kita masih ngumpet-ngumpet ya berarti ada ketakutan dan kecemasan pergi ke psikolog juga itu bisa jadi beban mental tersendiri," sambungnya.
Adapun warning yang patutnya diwaspadai dan sudah saatnya pergi ke psikolog ditandai dengan tidak bisa tidur secara normal, seperti jam tidur kurang atau sebaliknya kebanyakam tidur hingga 20 jam tapi badan masih saja lelah. Jika pun tidur normal tapi selalu mengalami mimpi buruk.
Baca Juga: Tidak Harus Mahal, Ini Dia Hadiah Terbaik untuk Hari Ibu Menurut Psikolog
Perubahan emosi yang signifikan juga patut dicurigai seperti mudah marah, serba takut dari biasanya. Begitu juga dengan pola makan yang tadinya 1 piring ia jadi enggan makan sama sekali, atau sebaliknya makannya menjadi banyak sekali.
"Memang ada perubahan yang cukup signifikan dari keseharian kita, itu yang harus jadi warning apakah gue lagi stres nggak ya, itu. Terus tubuh merasa lemah, mudah sakit itu juga jadi warning sebenarnya," tutup Liza.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya