Suara.com - Gosip mengacu pada berbagi informasi pribadi orang lain, biasanya tanpa kehadiran atau pengetahuan orang tersebut.
Sementara gosip umumnya dianggap sebagai aspek komunikasi manusia yang khas, terutama untuk remaja, praktik gosip dan menyebarkan desas-desus tentang orang lain sama-sama berpotensi merusak.
Orang yang menjadi target gosip umumnya merasa sangat menyakitkan. Menjadi fokus gosip tidak hanya memalukan pada saat itu, tetapi juga dapat memiliki dampak negatif jangka panjang pada kepercayaan diri dan harga diri seseorang.
Melansir Goodtherapy.org, dampak tersebut kemungkinan dalam beberapa kasus, berisiko mengembangkan depresi, kecemasan, pikiran untuk bunuh diri dan gangguan makan.
Gosip juga dapat berdampak negatif terhadap kinerja seseorang di sekolah atau di tempat kerja. Seperti menjadi kesulitan fokus pada tugas penting dan bahkan mungkin akan menghindari berangkat ke sekolah atau kantor karena mereka merasa malu, terluka atau cemas.
Tidak hanya berdampak pada sang target gosip saja, orang yang secara konsisten menyebarkan informasi negatif tentang seseorang dapat merusak reputasi mereka sendiri.
Orang memandang pengedar gosip adalah orang yang sulit dipercaya, dan mungkin menjadi target selanjutnya ketika ada rumor atau gosip lain.
Sedangkan melansir WebMD, ketika sudah menjadi hal biasa, ada satu titik di mana gosip dapat membahayakan kesehatan.
Ketika gosip sudah menjadi terlalu jauh dan menjadi bahan untuk bullying, dapat meningkat menjadi kekerasan fisik. Dan saat tidak ditangani, hal itu dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental jangka panjang, termasuk:
Baca Juga: Kumpulkan PR, Bocah Malah Di-bully dan Ditikam Pakai Pensil
- Depresi klinis
- Gangguan stres pascatrauma
- Serangan panik
- Perasaan bersalah
- Bunuh diri
Jadi, mempertimbangkan apakah ada dasar untuk bergosip adalah hal baik. Dan lain kali ketika Anda mendapati adanya gosip tentang orang lain, ingat betapa menyakitkannya hal itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan