Suara.com - Pensiun dini ternyata bisa mempercepat peningkatan risiko demensia. Para ilmuwan mempercayai kondisi itu disebabkan oleh kurangnya stimulasi mental yang dinikmati karyawan selama bekerja.
Beberapa tahun lalu, sejumlah penelitian telah meneliti kondisi pria pensiunan di Jepang yang sudah berusia 80 tahun. Dalam percobaan, beberapa dari mereka kembali ke pekerjaan sebelumnya seminggu sekali dan lainnya tinggal di rumah.
Hasilnya dilansir dari mirror.co.uk, setengah jam seminggu ke lingkungan kerja bisa menunda penurunan mental. Kini, para peneliti New York mengatakan berhenti bekerja sebelum usia 60 tahun bisa mempercepat penurunan kognitif dan kehilangan memori.
Setelah pensiun, biasanya ada sedikit interaksi dengan orang lain dan juga dikaitkan dengan penurunan kognitif serta pengembangan demensia.
Studi dari Amerika Serikat mengungkapkan orang yang pensiun dini lebih mungkin mengembangkan demensia daripada mereka yang bekerja hingga usia tua.
Para ilmuwan mempercayai hal itu terjadi akibat kurangnya stimulasi mental yang dinikmati para karyawan selama bekerja. Selain itu, mereka mungkin kurang sosialisasi dan interaksi dengan orang-orang setelah pensiun.
Perubahan setelah pensiun dini itulah yang dikaitkan dengan risiko penurunan kognitif atau demensia.
Sementara itu, penelitian belum tahu pasti penyebab demensia. Namun, pola diet, olahraga, interaksi sosial, dan stimulasi mental mungkin bisa mengurangi risiko demensia.
Tim akademisi dari Brighamton University di New York menganalisis lebih dari 17.500 orang di China Retirement Longitudinal Survey. Mereka menguji orang yang bekerja dan sudah pensiun dari segi berpikir, memori dan kesejahteraannya secara keseluruhan.
Baca Juga: Penyidik Sebut Reynhard Sinaga Psikopat, Apa Bedanya dengan Sosiopat?
Hasilnya, mereka menemukan orang yang menerima tunjangan pensiun menunjukkan penurunan mental jauh lebih cepat daripada mereka yang masih bekerja.
Indikator paling dramatis di antara pensiunan adalah kehilangan ingatan yang 20 persen lebih buruk dari mereka yang masih bekerja di usia tua.
"Pada kalangan lansia, keterlibatan dalam aktivitas sosial menjadi faktor utama yang paling kuat untuk mempertahankan fungsi kognitif di usia tua," jelas penulis studi Plamen Nikolov, asisten profesor ekonomi di Brighamton.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis