Suara.com - Virus yang beberapa waktu ini mewabah di Wuhan dan diidentifikasi sebagai coronavirus, kemungkinan dapat menyebar di seluruh dunia, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (15/1/2020).
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang dapat menyebabakan infeksi, mulai dari flu biasa hingga SARS.
Biasanya virus ini menyebabkan gejala pilek, menginfeksi hidung, sinus atau tenggorokan bagian atas. Penyebarannya melalui bersin, batuk atau kontak langsung.
Di China, virus ini menyebabkan 41 kasus pneumonia dan salah satu pasien dilaporkan telah meninggal.
Di Thailand, seorang wanita telah dikarantina di rumah sakit sejak 8 Januari akibat virus ini. Menurut World of Buzz, kasus wanita ini adalah kasus virus pertama yang ditemukan di luar China.
Untungnya, wanita tersebut mulai pulih. Sementara pemerintah Thailand bekerja sama dengan pemerintah China tengah berusaha mencari sumber infeksi.
Ternyata tidak hanya di Thailand, kasus juga ditemukan di Jepang. Di negara Bunga Sakura ini, seorang pria positif terinfeksi corornavirus baru, lapor Asian Review.
Setelah diperiksa, pria tersebut mengaku telah bepergian ke Wuhan, dan baru pulang ke Tokyo pada 6 Januari kemarin.
Akhirnya ia dirawat di rumah sakit dan dipulangkan lima hari kemudian setelah dinyatakan pulih.
Baca Juga: Wabah Pneumonia Misterius di China, Menkes Waspadai Virus Korona Jenis Baru
Dengan adanya dua kasus coronavirus yang ditemukan di luar China ini, WHO memperingatkan rumah sakit di seluruh dunia bahwa virus dapat menyebar ke lebih banyak negara.
Meski penularanya terbatas hanya pada manusia saja, WHO sedang mempersiapkan kemungkinan wabah yang lebih luas.
"Ini masih awal, kami tidak memiliki gambaran klinis yang jelas. Dari informasi yang kami miliki, ada kemungkinan bahwa penularannya terbatas dari manusia ke manusia. Potensinya di antara keluarga," tutur Maria Van Kerkhove, kepala bagian penyakit emergensi WHO.
Badan PBB telah memberikan panduan kepada rumah sakit di seluruh dunia tentang pengendalian infeksi seandainya virus baru menyebar.
"Tidak ada pengobatan khusus untuk virus baru ini, tetapi ada anti-virus yang sedang dipertimbangkan," kata Van Kerkhove.
Berita Terkait
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
8 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025, Baterai Awet Kamera Bening
-
Harga Emas Naik Terus! Emas Antam, Galeri24 dan UBS Kompak di Atas 2 Juta!
-
Tutorial Dapat Phoenix dari Enchanted Chest di Grow a Garden Roblox
Terkini
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini