Suara.com - Ratusan WNI, termasuk para mahasiswa, yang terjebak di Wuhan, China, saat ini masih dalam tahap isolasi pemerintah setempat. Pemerintah Indonesia sendiri sedang berupaya melakukan upaya diplomatik dengan pemerintah China untuk memulangkan para WNI ini.
Selain upaya kepulangan, Kemenkes juga tengah mempersiapkan tatalaksana yang tepat untuk memastikan para WNI yang pulang ini tidak ada yang membawa virus corona. Kalaupun ada, tim medis akan segera melakukan tindakan.
Persiapan juga dilakukan Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso untuk menangani mereka yang baru pulang dari China. Khususnya, mereka yang memiliki gejala pneumonia seperti demam, batuk, pilek, hingga sesak napas.
"Kemenkes sudah membuat satu panduan terkait bagaimana kalau ada kasus yang akan datang. Jadi, ketika kasus itu datang di pintu masuk KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan), bandara misalnya, akan dilakukan screening awal di sana. Kalau tidak memenuhi kriteria (negatif virus corona), ya tidak usah panik," ujar Ketua POKJA PINERE (penyakit infeksi, new emerging, & reemerging) RSPI Sulianti Saroso dr. Pompini Agustina, Sp.P dalam konferensi pers di Jakarta Utara, Rabu (29/1/2020).
Walaupun tidak memenuhi kriteria atau negatif virus corona, dr. Pompini menyebut para WNI ini akan tetap dipantau dengan masa inkubasi selama 14 hari. Jadi, tidak semua mereka yang baru datang dari China akan diisolasi, karena isolasi hanya bagi mereka yang suspect atau dicurigai membawa gejala virus dari Wuhan.
Dr. Pompini menambahkan bahwa isolasi hanya diberlakukan kepada mereka yang memiliki gejala pneumonia, setelah dilakukan screening di bandara maupun di KKP. Sedangkan mereka yang tidak memiliki gejala atau keluhan apapun, akan dikembalikan ke masyarakat.
"Dikembalikan ke masyarakat seperti biasa, tapi dalam pemantauan. Akan dilakukan pemantauan oleh petugas kesehatan di wilayah masing-masing.
Petugas akan melihat kondisinya, kalau tidak ditemukan (gejala) pada masa inkubasi, pasien ini bukan dalam kondisi terkena (virus corona)," paparnya.
Ia kemudian menegaskan, yang berhak menentukan diisolasi atau tidak adalah petugas kesehatan pelabuhan sebagai pintu gerbang mereka yang baru tiba dari China. Selebihnya, dinas-dinas terkait yang akan memantau mereka di masyarakat setelah kembali ke rumahnya.
Baca Juga: Takut Virus Corona, Gubernur Jatim Minta 248 Warganya di Wuhan Dipulangkan
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!