Suara.com - Hong Kong Konfirmasi Kematian Pertama karena Virus Corona Wuhan
Hong Kong mengonfirmasi kasus kematian akibat virus Corona Wuhan pertamanya hari ini, Selasa (3/2/2020). Ini merupakan kematian kedua akibat virus Corona di luar daratan China.
Dilansir Reuters, total sudah 427 kematian akibat virus Corona, dengan kematian internasional pertama terdeteksi di Filipina.
Dr Nancy Messonnier, Direktur Pusat Nasional Imunisasi dan Penyakit Pernapasan dari CDC Amerika Serikat, menyebut kemungkinan kematian internasional masih ada dan sangat tinggi.
"Kami menduga akan ada kasus penularan manusia ke manusia lainnya," ujar Messonnier, dalam pernyatannya kepada media.
Sebelumnya diberitakan, Filipina pada Minggu (2/2/2020) mengumumkan korban tewas pertamanya karena virus corona tipe baru. Dia adalah seorang lelaki China dari Wuhan, orang pertama yang tercatat telah meninggal akibat virus tersebut di luar China.
Departemen Kesehatan mengatakan saat ini ada dua infeksi yang terkonfirmasi di Filipina, termasuk lelaki China berusia 44 tahun itu, yang meninggal pada 1 Februari.
Lelaki itu mengalami radang paru-paru yang parah setelah dirawat di rumah sakit, kata departemen itu, demikian laporan Reuters yang dilansir Antara.
Yang terbaru, sekelompok ilmuwan dari China menemukan bahwa virus Corona Wuhan bisa menyebar melalui kotoran alias tinja. Temuan ini memperkuat fakta bahwa virus Corona baru ini merupakan mutasi yang benar-benar mudah menyebar.
Baca Juga: Temuan Baru, Ilmuwan China Sebut Virus Corona Bisa Menular Melalui Tinja!
Dilansir DW Indonesia, kantor berita China Xinhua melaporkan bahwa virus bisa menginfeksi tubuh manusia melalui feses-oral, yaitu patogen keluar bersama kotoran dan masuk ke mulut orang lain. Hal ini mungkin terjadi karena buruknya kebersihan, kurangnya fasilitas sanitasi, tercemarnya tanah dan air dengan materi tinja atau melalui kontaminasi makanan.
Para ahli dari Rumah Sakit Renmin di Universitas Wuhan dan Institut Virologi Wuhan pada Akademi Ilmu Pengetahuan China memperhatikan bahwa gejala awal beberapa pasien yang terinfeksi virus corona adalah diare, bukan demam seperti yang umumnya terjadi.
Tim peneliti menemukan adanya asam nukleat virus corona di dalam tinja dan rektum pasien. Mereka percaya bahwa virus corona jenis baru ini memiliki kemungkinan cara penularan melalui feses-oral selain juga lewat cairan dan kontak tubuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
Terkini
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining