Suara.com - Justin Bieber baru saja mengunggah video dokumenter berjudul Seasons di kanal YouTube pada 28 Januari 2020 lalu. Di dokumenter ini Justin mengungkap 'masa gelap' dalam hidupnya.
Ia juga mengatakan perawatan yang dijalaninya untuk mengobati penyakit dalam diri suami Hailey Baldwin ini.
Penyanyi ini tidak hanya didiagnosis dengan penyakit Lyme dan mono kronis, tetapi juga gangguan kecemasan. Semua kondisi ini dapat membuat dirinya merasa lelah, cemas dan jantung berdebar.
Pada usia belasan dan awal 20-an, Justin mengaku dirinya sempat kecanduan ganja dan obat-obatan terlarang.
Untuk mengobatinya, hingga kini ia masih mendapatkan suntik NAD+ yang diberikan melalui infus intravena seminggu sekali.
Dilansir Insider, NAD+ atau nicotinamide adenine dinucleotide, adalah molekul yang membantu enzim dalam tubuh berfungsi dengan baik untuk memberi energi pada manusia.
Seiring bertambahnya usia, kadar NAD dalam tubuh biasanya akan menurun, menyebabkan kelelahan dan gejala lain seperti depresi.
Perawatan NAD+ telah digunakan untuk mengobati kondisi seperti penyakit Alzheimer dan Parkinson, tapi tidak secara konvensional digunakan juga untuk mengobati efek kecanduan seperti dalam kasus Justin.
Sang istri menjelaskan dalam dokumenter tersebut bahwa suntik NAD+ membantu meremajakan dan menyeimbangkan kembali pusat kesenangan di otak mantan pecandu.
Baca Juga: Justin Bieber Lakukan Terapi Oksigen Hiperbarik, untuk Apa?
Tetapi menurut dr. Mark Calarco dari National Medical Director for Clinical Diagnostics for the American Addiction Centers, tidak ada penelitian klinis yang membuktikan NAD+ membantu atasi dampak kecanduan pada pusat kesenangan otak.
"Jika orang merasa lebih baik setelah diinfus, baik mereka dalam masa pemulihan atau tidak, dan mereka merasa sehat dan dapat melakukan suatu hal pada tingkat yang lebih baik, aku pikir itu hal yang bagus," jelas Calarco.
Calarco menambahkan, jika perawatan dengan NAD+ ini dapat membuat kondisi Justin mengalami peningkatan, meski belum ada bukti secara ilmiah, dapat menjadi cara bagus untuk 'mengekspolarsi' metode pengobatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi