Suara.com - Pasta gigi telah digunakan untuk membersihkan dan menjaga kesehatan mulut sejak ratusan tahun lalu. Namun belum banyak diketahui, pasta gigi ternyata mengandung bahan kimia triclosan berbahaya yang dapat berdampak negatif pada anggota tubuh lain, terutama tulang.
Dalam sebuah penelitian terbaru diungkapkan bahwa kandungan triclosan pada pasta gigi memang difungsikan untuk mengurangi infeksi gusi dan meningkatkan kesehatan mulut. Namun, triclosan juga bisa menimbulkan lebih banyak masalah pada tulang daripada manfaatnya untuk gigi.
Melansir dari Medical Daily, triclosan pertama kali digunakan dalam pembuatan scrub bedah untuk rumah sakit.
Sejak itu, triclosan terus digunakan untuk pembuatan sabun, pembersih tangan, deodoran, bahkan juga dipakai sebagai bahan pembuat talenan, kartu kredit, tong sampah, dan akhirnya pasta gigi.
Triclosan juga ada dalam pakaian, mainan, peralatan masak, dan furnitur untuk mengurangi atau mencegah kontaminasi bakteri, meskipun itu tidak diatur oleh Food and Drug Administration (FDA).
Penambahan triclosan ke produk-produk tersebut memungkinkan pemasar untuk menambahkan label "antibakteri" pada kemasan.
Namun, penelitian yang dilakukan pada hewan atau sel manusia di laboratorium selama waktu bertahun-tahun telah membuktikan kekhawatiran efek samping triclosan dalam proses 'kebersihan', di antaranya:
1. Pengembangan bakteri resisten
2. Fungsi hormonal yang abnormal
3. Peningkatan reaksi alergi
4. Otot-otot yang terganggu
5. Dampak lingkungan yang tidak pasti
Efek samping itu bisa dialami jika menggunakan produk berbahan triclosan melalui kulit atau mulut, sebagaimana dibuktikan dalam penelitian tahun 2008 yang menemukan bahwa lebih dari 75 persen subjek uji memiliki jumlah triclosan yang dapat dideteksi di urin mereka.
Baca Juga: Oleskan Pasta Gigi Bisa Bikin Mr P Ereksi Lebih Lama, Mitos atau Fakta?
Meski begitu, dampak kesehatan triclosan pada manusia masih belum pasti. FDA kemudian mengambil tindakan untuk melarang penggunaan bahan kimia triclosan dari produk konsumen sejak 2016, dimulai dengan sabun, diikuti dengan pembersih kesehatan pada 2017. Itu juga akan dihilangkan dari pembersih tangan pada April 2020.
Penelitian yang dilakukan terhadap lebih dari 1.800 wanita ditemukan bahwa dengan kadar triclosan yang tinggi dalam urin berakibat ukuran kepadatan tulang yang rendah.
Osteoporosis paling umum dialami mereka dengan tingkat triclosan urin tingkat tertinggi. Osteoporosis ditandai dengan kepadatan tulang yang rendah dan berisiko besar terjadi patah tulang jika mengalami jatuh atau cidera.
Kepadatan tulang rendah yang diakibatkan triclosan lebih mudah dialami wanita pasca-menopause. Karena menopause adalah masa yang ditandai dengan penurunan kepadatan tulang yang sering dramatis dan wanita pasca-menopause memiliki tingkat fraktur terkait osteoporosis tertinggi. (Lilis Varwati)
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis