Suara.com - Seorang wanita di Pennsylvania membutuhkan transplantasi hati untuk menyelamatkan jiwanya. Namun dia tidak kunjung bisa melakukannya karena mengidap kelainan langka.
Dilansir dari Live Science, urine wanita itu terus-terusan dinyatakan positif terhadap alkohol. Padahal ia mengaku tidak minum alkohol sebelum tes urine.
Dokter kemudian menemukan kelainan langka, di mana mikroba di kandung kemih wanita itu dapat memfermentasi alkohol.
Kondisi wanita itu mirip dengan kelainan langka yang disebut Auto-Brewery Syndrome (ABS) di mana mikroba di saluran pencernaan mengubah karbohidrat menjadi alkohol. Orang dengan ABS bisa mabuk hanya dari makan karbohidrat.
Tetapi dalam kasus wanita itu, fermentasi terjadi di kandung kemihnya yang membuat kondisinya berbeda dari ABS. Dalam kasusnya, alkohol tidak masuk dari kandung kemih ke aliran darah, jadi wanita itu tidak mengalami mabuk.
Kondisi wanita itu sangat langka sehingga bahkan belum memiliki nama. Dokter pun mengusulkan menyebutnya Bladder Fermentation Syndrome atau sindrom fermentasi kandung kemih.
Awalnya, wanita berusia 61 tahun itu pergi ke Rumah Sakit Presbiterian Pusat Universitas Pittsburgh (UPMC) karena dia memiliki sirosis, atau jaringan parut hati, dan perlu ditempatkan pada daftar tunggu pencangkokan hati, menurut laporan.
Sebelumnya, wanita itu telah mengunjungi rumah sakit lain, tetapi dia tidak dapat masuk dalam daftar tunggu transplantasi hati di sana, karena urine-nya berulang kali dinyatakan positif mengandung alkohol.
Di Rumah Sakit Presbyterian UPMC, wanita itu juga dites positif menggunakan alkohol (etanol) pada tes obat urin, membuat para dokter curiga dia "menyembunyikan gangguan penggunaan alkohol," tulis para penulis dalam laporan itu, yang diterbitkan Senin (24 Februari) di jurnal Annals of Internal Medicine.
Baca Juga: Waduh, Warna Urine Bisa Tunjukkan Gejala Kanker Pankreas Pada Lelaki?
Saat itulah dokter memerhatikan sesuatu yang aneh, yaitu tes urine untuk dua metabolit alkohol, etil glukuronida dan etil sulfat, negatif untuk wanita itu.
Ini membingungkan sebab setidaknya satu dari metabolit ini harus ada dalam urine selama beberapa hari setelah seseorang minum alkohol, kata penulis senior studi Dr. Kenichi Tamama, seorang profesor patologi dan direktur medis dari Laboratorium Toksikologi Klinis UPMC.
Tes darah wanita itu untuk etanol juga negatif, dan dia tidak tampak mabuk.
Tamama juga memperhatikan bahwa wanita itu memiliki kadar glukosa (gula) yang sangat tinggi dalam urine-nya, karena diabetesnya yang tidak terkontrol dan juga tingkat ragi yang tinggi.
Dokter bertanya-tanya apakah mikroba yang menjajah kandung kemih wanita itu memfermentasi gula itu menjadi alkohol, sehingga dilakukan serangkaian tes kembali dengan cara yang berbeda.
"Kami menyimpulkan bahwa hasil tes yang tidak sesuai paling baik dijelaskan dengan ragi yang memfermentasi gula dalam kandung kemih," catat para penulis.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis