Suara.com - Obesitas dan kegemukan terus menjadi salah satu momok dalam kesehatan. Kini, sebuah studi baru menyebutkan bahwa semakin berat bobot kita, maka semakin cepat paru-paru kita menua. Bagaimana bisa?
Fungsi paru-paru kita memang menua secara alamiah saat kita bertambah usia, namun kali ini para peneliti mengaitkan dengan kenaikan berat badan sedang atau signifikan dengan penurunan fungsi yang semakin tajam.
Dikutip dari laman WebMD, studi ini melibatkan 3.700 orang di Eropa dan Australia yang direkrut dengan rentang usia 20 dan 44 tahun, dan menjalani pemantauan selama 20 tahun.
Para peserta ini beberapa ada yang sejak awal sudah memiliki berat badan sehat atau sudah dalam kondisi obesitas atau kegemukan.
Ditemukan bahwa peserta yang selama periode studi ini mengalami kenaikan berat badan terbukti mengalami penurunan fungsi paru yang tajam.
Mereka juga menemukan bahwa sebaliknya, penurunan berat badan pada peserta yang obesitas juga menunjukkan penurunan fungsi paru yang melambat. Dan mereka yang menjaga berat badan ideal memiliki penurunan yang lebih lambat.
"Meskipun riset sebelumnya menunjukkan bahwa kenaikan berat badan terkait dengan penurunan fungsi paru, studi kami adalah yang pertama kali menganalisis sampel yang bervariasi selama jangka waktu yang cukup panjang," kata ketua peneliti Judith Garcia Aymerich, ketua program penyakit tak menular dan lingkungan di Barcelona Institute for Global Health (ISGlobal) Spanyol.
Para peneliti mengatakan ada dua kemungkinan penjelasan mengapa kedua hal tersebut terkait.
Yang pertama, sejumlah besar lemak di abdomen dan dada bisa membatasi ruang paru-paru untuk mengembang saat menarik napas. Yang kedua, lemak memproduksi senyawa kimia inflamasi yang bisa merusak dan mengurangi diameter saluran pernapasan.
Baca Juga: YKI Soroti Angka Kanker Paru-paru Meningkat Drastis
Menjaga fungsi paru yang baik di usia dewasa sangat penting untuk mencegah penyakit pernapasan kronis, catat para peneliti. Apalagi melihat 'mewabahnya' kegemukan dan obesitas yang kini makin terlihat.
"Berita baiknya adalah dampak negatif kesehatan pernapasan dari kegemukan dan obesitas dapat dikurangi dengan cara menurunkan berat badan. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan kesehatan yang mempromosikan gaya hidup sehat yang akan menjadi kunci mencapai kesehatan pernapasan yang baik," pungkas Aymerich.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
-
Sudah di Indonesia, Jebolan Ajax Amsterdam Hilang dari Skuad
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
Terkini
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA