Suara.com - Baru-baru ini terungkap bahwa virus corona Covid-19 tidak hanya bertahan di permukaan benda, tapi juga di udara selama 3 jam.
Seperti diketahui sebelumnya, dalam bentuk tetesan, virus corona mengudara selama beberapa detik setelah seseorang bersin atau batuk.
Ia dapat menempuh jarak yang pendek sebelum gaya gravitasi menariknya ke bawah. Seseorang yang cukup dekat untuk mencapai partikel virus dalam periode singkat itu dapat terinfeksi.
Apabila virus bertahan hidup di udara menjadi aerosol, partikel ditahan di udara oleh kekuatan fisik dan kimia. Partikel-partikel yang tersuspensi bertahan selama berjam-jam atau lebih, tergantung pada faktor-faktor seperti panas dan kelembaban.
Jika partikel virus, mungkin pada tetesan lendir atau air liur, dapat ditangguhkan di udara selama lebih dari beberapa detik, maka siapa pun yang melewati awan patogen itu dapat terinfeksi.
Meski demikian, ada alasan kuat untuk meragukan bahwa virus corona baru memiliki sesuatu yang dekat dengan kemampuan itu.
Dilansir dari Stat News, ahli epidemiologi Michael LeVasseur dari Drexel University mengatakan Jika virus corona bisa dengan mudah ada sebagai aerosol, kita akan melihat tingkat penularan yang jauh lebih besar.
"Dan kita akan melihat pola yang berbeda pada siapa yang terinfeksi. Dengan penyebaran tetesan, sebagian besar untuk menutup kontak. Tetapi jika virus dengan mudah ada sebagai aerosol, Anda bisa mendapatkannya dari orang yang berbagi lift dengan Anda," jelasnya.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pun, hal itu tidak terjadi. Awal bulan ini, para ilmuwan CDC melaporkan bahwa tingkat infeksi simtomatik di antara anggota rumah tangga pasien adalah 10,5%. Tingkat antara kontak dekat lainnya adalah 0,45%.
Baca Juga: Satu Lagi Pasien Positif Virus Corona di Kota Solo Meninggal Dunia
Dalam kasus satu pasien tertentu, tidak satu pun dari lima anggota rumah tangganya, meskipun terus menerus terpapar dengan pasien selama ia diisolasi di rumah, dinyatakan positif virus.
Bahkan jika virus hanya menginfeksi sebagian kecil dari mereka yang melakukan kontak dengannya, tingkat yang sangat rendah di antara kontak dekat dan tidak adanya infeksi pada beberapa anggota rumah tangga menunjukkan bahwa jarang ada aerosol di sebagian besar situasi.
"Ini lebih banyak bukti bahwa (Covid-19) secara dominan menyebar melalui tetesan dan bukan sebagai aerosol," kata LeVasseur.
Bukti fisik mendukung alasan epidemiologis itu. Ketika para peneliti di Singapura menguji udara di kamar dari tiga pasien Covid-19, mereka tidak menemukan partikel virus pada permukaan yang dibersihkan atau di udara bahkan ketika mereka mengambil sampel pada hari-hari pasien bergejala dan mungkin menumpahkan virus ke udara.
Mereka melaporkan bulan ini di Journal of American Medical Association. Di kamar pasien ketiga, yang menumpahkan lebih banyak virus, partikel virus hadir pada kipas ventilasi dan banyak permukaan, tetapi semua sampel udara negatif.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak