Suara.com - Ahli medis Dr. Mehmet Cengiz Öz atau atau yang lebih dikenal sebagai Dr. Oz di acara televisi Amerika mengatakan pasangan yang 'terjebak' di rumah selama karantina harus melakukan hubungan intim untuk melawan efek dari social distancing.
"Solusi terbaik jika Anda bersembunyi dengan pasangan, di karantina, adalah berhubungan intim. Kamu akan hidup lebih lama, menyingkirkan ketegangan (karena wabah virus corona)," katanya dalam video TMZ, Selasa (18/3/2020).
Dokter Oz merupakan satu dari sedikitnya komunitas medis yang merekomendasikan kontak fisik dekat di saat-saat seperti ini.
Hal ini juga dikatakan oleh profesor di George Washington University’s Milken Institute School of Public Health, Dr Carlos Rodríguez-Díaz.
Menurutnya, kisah akan berbeda bagi orang-orang yang tidak memiliki gejala dan tidak memiliki kemungkinan terpapar dan hanya berada di dekat rumah.
"Jika Anda hidup dengan pasangan dan tidak memiliki gejala apapun, atau kemungkinan terpapar, seks sebenarnya bisa menjadi cara yang sangat menyenangkan untuk bersenang-senang, dan menghilangkan kecemasan selama masa yang berpotensi menimbulkan stres ini," tuturnya, dilansir dari The Guardian.
Di sisi lain, Frederick Davis, seorang dokter ruang gawat darurat di Northwell Health di Long Island, baru-baru ini mengatakan berhubungan intim selama wabah ini termasuk dalam 'daerah abu-abu'.
"Jika Anda tidak menunjukkan gejala apa pun sekarang, ya (Anda dapat melakukannya)," kata Davis, dilansir New York Post.
Namun, ia mengingatkan bahwa seseorang dapat terinfeksi Covid-19 tanpa menunjukkan gejala.
Baca Juga: Sedang Bergairah tapi Pasangan Tak Mau Berhubungan Intim? Ketahui Tandanya
"Pada kenyataannya, Anda bisa saja sedang membawa (infeksi) sekarang," sambungnya.
Peneliti memang belum mengetahui apakah virus corona baru atau SARS-CoV-2 dapat ditransmisikan melalui hubungan intim vaginal atau anal.
"Apa yang kita ketahui sejauh ini adalah bahwa Covid-19 hadir dalam sekresi pernapasan," tutur Kristin Englund, MD, dari departemen penyakit menular di Cleveland Clinic.
Ia menambahkan, saat ini belum ada data pendukung mengenai apakah SARS-CoV-2 terkandung di cairan vagina atau air mani.
Sehingga ia hanya menyarankan untuk mencari amannya, yaitu dengan menghindari ciuman atau berada dalam kontak dekat dengan pasangan yang menunjukkan tanda infeksi Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Usai Dilantik, Menkeu Purbaya Langsung Tanya Gaji ke Sekjen: Waduh Turun!
-
Kritik Sosial Lewat Medsos: Malaka Project Jadi Ajak Gen Z Lebih Melek Politik
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Kamera Terbaik September 2025
-
Ini Dia Pemilik Tanggul Beton Cilincing, Perusahaan yang Pernah Diperebutkan BUMN dan Swasta
-
Kronologi Gen Z Tumbangkan Rezim di Nepal: Dari Blokir Medsos Hingga Istana Terbakar!
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas