Suara.com - Tahun lalu, sebuah hasil studi kesehatan yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet, disebutkan bahwa anak di Jepang adalah anak-anak yang paling sehat di dunia. Hasil studi ini bukan tanpa alasan. Menurut para peneliti, ketika obesitas dan kasus diabetes pada anak meroket di seluruh dunia, tingkat obesitas anak di Jepang justru sangatlah rendah. Kenapa bisa begitu?
Faktanya, banyak norma budaya yang dikembangkan di negara-negara Asia selain Jepang, ternyata sangat membantu menjaga kesehatan anak-anak. Dilansir dari Bright Side, inilah alasan yang membuat para peneliti menyimpulkan bahwa anak-anak di Asia adalah yang tersehat di dunia.
1. Mencegah anak-anak membaca terlalu dekat
"Jangan baca buku terlalu dekat, nanti matanya rusak!" Pernah dengar larangan ini dari orangtua Anda ketika kecil? Atau Anda sendiri yang suka berkata seperti itu kepada anak-anak di rumah?
Ternyata, banyak sekolah di China memasang palang di atas meja yang sesungguhnya dirancang untuk membantu anak-anak tidak membaca atau menulis terlalu dekat. Selain itu, palang di atas meja ini juga dapat membantu anak-anak mengembangkan postur tubuh yang baik.
2. Membiasakan anak-anak memakai masker
Di beberapa negara di Asia, seperti Jepang dan Korea, memakai masker sudah menjadi kebiasaan sejak mereka kecil. Hal ini lantaran penyakit terkait cuaca, seperti flu, batuk, dan demam, cenderung meningkat selama musim dingin, dan menyebabkan seseorang lebih mudah terpapar kuman dan virus dari orang lain di sekitarnya.
Di Jepang, sangatlah umum bagi masyarakatnya, bahkan anak-anak, yang merasa sakit atau yang alergi, menggunakan masker untuk membantu mengurangi paparan kuman dan virus di udara. Penjualan masker meningkat selama musim dingin.
3. Porsi makan lebih kecil
Baca Juga: Ingin Gigi Anak Sehat, Ibu Hamil Dianjurkan Banyak Makan Ikan Teri
Meski menyajikan beragam lauk dalam sekali makan, kebanyakan porsi makan di negara-negara Asia sangatlah kecil. Mereka memecah makanan menjadi beberapa bagian dalam porsi kecil-kecil, seperti semangkuk nasi, sayuran, miso, serta sepotong ikan atau daging. Selain itu, program makan siang di beberapa sekolah di Asia berkomitmen untuk fokus pada makanan yang ditanam secara lokal.
4. Menikmati aktivitas luar yang menyenangkan
Bermain di luar rumah bersama anak-anak tetangga adalah hal yang lumrah di Asia. Bahkan kini di Korea Selatan. memiliki beberapa aktivitas di luar ruangan dipandang semakin penting, misalnya hiking dan berkemah yang belakangan kian populer. Bahkan, keluarga di Korea Selatan yang terbiasa dengan cara hidup perkotaan kini lebih suka mengajak anak-anaknya berlibur dengan berkemah.
5. Membiasakan untuk mengonsumsi makanan sehat
Banyak negara Asia menemukan berbagai cara untuk membuat makanan sehat untuk anak-anak. Di Jepang, sayuran adalah hidangan utama saat makan, dengan membatasi daging, lemak, susu, atau gula. Sup juga merupakan makanan pokok di banyak makanan Asia, di mana orang China sering memasukkan bahan-bahan makanan sehat ke dalam sup, seperti goji berry, serai, dan jahe.
Di banyak negara Asia, termasuk China dan Jepang, juga dianggap wajar bagi anak-anak untuk minum teh. Teh tidak hanya merupakan alternatif minuman yang lebih sehat dibandingkan soda, tetapi juga dapat memiliki manfaat kesehatan lain seperti membantu penglihatan anak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak