Pada perempuan biasanya akan lebih sulit dibanding laki-laki, karena makin tua tidak akan terlalu berpengaruh, baik jumlah maupun kualitas.
Hal ini disebabkan begitu mencapai usia menopause, seorang perempuan tidak lagi bisa memproduksi sel telur. Sementara sperma pada laki-laki terus diproduksi setiap 70 hari sekali.
Oleh karena itu, bagi pasutri yang berniat memiliki momongan lebih baik berada di bawah usia 30 tahun, di mana dr. Arie menyebutnya sebagai periode emas.
Sementara pada rentang usia 30-35 tahun masih bagus karena angka kesuburannya sekitar 60-80 persen. Akan tetapi begitu menginjak usia di atas 35 tahun akan menurun hingga 20 persen dan akan lebih sulit walaupun mengikuti program sekalipun.
dr. Yeni menyarankan bagi para pasutri yang sedang berjuang untuk memiliki momongan selama bertahun-tahun untuk lebih bersabar dan terus konsultasikan kepada dokter.
"Lakukan semua ikhtiar, ikuti semua saran-saran dokter," katanya.
Apabila hendak mengikuti program hamil, salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan mengikuti program bayi tabung. Menurut dr. Yeni, angka keberhasilannya cukup bagus, sekitar 20-30 persen.
Di Indonesia sendiri sudah banyak rumah sakit yang menyediakan pusat bayi tabung, sehingga cakupan dan jangkauannya kini cukup terjangkau dan prosedur yang aman serta memberikan kualitas calon janin yang baik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat