Suara.com - Waspada, Psikolog Sebut Kelamaan Di Rumah Aja Bisa Bikin Stres Lho!
Psikolog menyebut bosan adalah emosi normal yang bisa dirasakan manusia. Namun hati-hati, kelamaan bosan bisa mengganggu kesehatan jiwa lho!
Dikatakan psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani, perasaan bosan berlebih dan terus menerus bisa berujung pada stres. Namun yang perlu diketahui bahwa stres terdapat dua jenis. Yakni stres positif atau ilustres dan stres negatif atau distres.
"Stres itu sebenarnya tekanan, jadi bosan bisa menjadj tekanan. Tapi stres bisa negatif atau distres atau stres yang positif atu ilustres," saat dihubungi suara.com, Selasa (7/4/2020).
Nina, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa seseorang bisa menentukan apakah perasaan bosannya menjadi distres atau ilustres. Hal itu ditentukan dari cara seseorang menyikapi perasaan bosan.
"Misalnya bosan kalau ngobrol gini-gini aja, karena ngobrol berulang-berulang dengan video conference lalu dia menjadikan itu sebagai ilustres. Gimana caranya? Oh, gini aja download kamera tertentu. Sehingga kelihatan di online video tersebut dengan (efek) kuping kelinci," paparnya.
Nina menambahkan, ilustres dari perasaan bosan bisa menjadi pemantik agar otak berpikir kreatif dan menghasilkan sesuatu yang baru.
Sementara, distres akibat perasaan bosan bisa memunculkan perasaan kesepian hingga depresi.
"Ya itu tadi, perasaan loneliness, ngerasa 'kok hidup gue gini-gini aja', bisa berujung ke depresi," tuturnya.
Baca Juga: Stres Kronis Dapat Menyebabkan Sindrom Patah Hati, Mirip Serangan Jantung
Jika begitu, Nina mengatakan saatnya mencari aktivitas baru untuk menghilangkan rasa bosan.
Ia melanjutkan bahwa manusia secara natural bisa menghadapi rasa bosan. Bahkan justru hal tersebut bisa menjadi pemantik bagi tubuh untuk melakukan tantangan baru.
"Misalnya bosen cuma nonton doang, berarti kita tahu kita butuh sesuatu yang beda daripada nonton. Nah disitulah sebetulnya ada rangsangan terhadap diri untuk menciptakan sesutu yang beda lagi," kata Nina.
"Mungkin tetap nonton tapi sambil mencoba gerakan orang yang kita tonton. Atau sambil nonton coba membuat ringkasan atau rivew dari film tersebut. Jadi tetap ada hal produktif yang kita lakukan walaupun sebenarnya yang kita lakukan itu-itu juga," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
Terkini
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030