Suara.com - Sebagai wilayah dengan angka infeksi terbanyak di Amerika Serikat, rumah sakit di New York mulai kehabisan ruang untuk kamar mayat.
Mengalihbahasakan dari Business Insider, Kantor Kepala Penguji Medis (OCME) New York diam-diam memposting perubahan kebijakan yang signifikan di situs web resminya pada Selasa (7/4/2020). Pihak rumah sakit di New York tidak akan menyimpan mayat Covid-19 jika selama seminggu tidak diakui oleh keluarga.
Mulai Selasa (7/4/2020), orang yang meninggal dan tidak diklaim oleh keluarga akan dikirim ke Pulau Hart di Bronx. Pada pulau tersebut diadakan kuburan massal yang disebut Pemakaman Kota berisi lebih dari satu juta mayat yang tidak diakui keluarga.
"Karena kami bertujuan menampung banyak warga New York yang terkena dampak pandemi Covid-19, OCME Kota New York akan menyediakan penyimpanan sementara mayat hingga enam hari," kata pihak otoritas tersebut melalui situs webnya.
"Jika seorang jenazah tidak diklaim dalam waktu enam hari, orang yang meninggal akan dikirim ke Pemakaman Kota," tambahnya.
Per Kamis (9/4/2020), sudah ada 151.171 kasus di New York dengan kematian mencapai 6.268 kasus. Jika diakumulaiskan, rata-rata 245 orang meninggal setiap hari di lima wilayah dengan dampak Covid-19 terburuk di AS. Artinya, kira-kira satu orang meninggal setiap enam menit.
Menurut para ahli, jumlahnya mungkin bahkan lebih tinggi karena penghitungan resmi tidak termasuk kematian orang berstatus suspect.
"Saya tidak tahu berapa banyak lagi tubuh yang bisa saya ambil," kata Patrick Marmo, operator rumah duka yang berbasis di Brooklyn pada kepada Business Insider.
"Tidak seorang pun di daerah Kota New York mungkin memiliki peralatan yang cukup untuk merawat sisa-sisa manusia sebesar ini," tambahnya.
Baca Juga: Budaya Patriarki Tambah Beban Perempuan saat Temani Belajar Anak di Rumah
Aja Worthy-Davis, juru bicara OCME mengatakan telah membangun fasilitas tenda dan memarkir lebih dari 80 truk serta trailer berpendingin di dekat rumah sakit untuk menampung sekitar 3.600 mayat.
"Kami saat ini memiliki ruang yang memadai untuk orang yang meninggal," kata Worthy-Davis.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif