Suara.com - Separuh dari petugas kesehatan di Harrow Inggris kini terdeteksi telah terinfeksi virus corona.
Kabar ini muncul setelah rumah sakit di Harrow mendeklarasikan situasi darurat akibat kurangnya kapasitas rumah sakit menampung pasien virus corona.
Melansir dari Metro News, pihak rumah sakit mengatakan bahwa seluruh ranjang telah terisi penuh oleh pasien.
Sementara itu, The Telegraph melaporkan bahwa 50 persen petugas kesehatan telah terinfeksi virus corona.
Para perawat menceritakan, bulan Maret lalu mereka harus berinisiatif menggunakan kantong plastik sampah sebagai alternatif mengingat kosongnya persediaan APD di rumah sakit.
Padahal, ruang-ruang pasien sudah dipenuhi oleh orag-orang yang mengalami gangguan pernapasan.
Seorang perawat mengatakan, "Ada banyak anak-anak muda yang menggunakan ventilator di sini, kebanyakan dari mereka menderita asma atau diabetes. Batuk mereka tak kunjung berhenti. Mereka hanya batuk, batuk, dan batuk, dan mereka tak bisa menahannya. Namun ada sedikit sesuatu yang kita bisa bantu untuk membuat mereka bernapas."
"Terkadang, ada pasien yang menyerah dan mereka meninggal. Kami tidak dapat menyelamatkannya. Yang paling parah adalah kami tidak bisa mengizinkan keluarga mereka bertemu untuk menyampaikan perpisahan." imbuh perawat tersebut.
Para perawat juga mengaku harus tetap bisa menyunggingkan 'senyum keberanian', namun jauh dalam hati mereka merasakan kengerian.
Baca Juga: Budaya Patriarki Tambah Beban Perempuan saat Temani Belajar Anak di Rumah
Banyak diantara para perawat ini yang telah lama tidak bertemu keluarga mereka karena takut akan menyebarkan virus.
Menurut Sekretaris Kesehatan Matt Hancock, sekitar 5,6 persen dokter telah jatuh sakit akibat covid-19. Namun, survei terkini oleh Royal College of Physicians (RCP) menyebutkan kasus tumbangnya dokter tersebut mulai mendekat ke angka 14,6 persen kasus.
Dalam sebuah keterangan tertulis, Ketua Parlemen Komite Kesehatan Jeremy Hunt mengatakan, "Keamanan dan kemampuan kita untuk merawat pasien berbenturan dengan kurangnya suplai APD yang layak dan benar, serta berbenturan dengan lambat dan kecilnya jumlah pengujian covid-19."
Ia menambahkan, "Anggota kami sedang menghadapi keputusan yang mustahil antara kesehatan mereka sendiri, kesehatan keluarga mereka, atau naluri tanggung jawab mereka sebagai petugas kesehatan."
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
12 Orang Tewas dalam Penembakan Massal Saat Perayaan Hanukkah di Australia
-
Menperin Dorong Industri Berubah Total, Targetnya Zero Waste dan Efisiensi Tinggi
-
Akses Bireuen-Aceh Tengah Kembali Tersambung, Jembatan Bailey Teupin Mane Resmi Rampung
-
Cara Daftar Mudik Nataru Gratis Kemenhub, Hanya untuk 3 Ribu Lebih Pendaftar Pertama
-
Jurus 'Dewa Penyelamat' UB Selamatkan 36 Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera
-
Prabowo Panggil Menteri ke Hambalang, Ada Target Soal Pembangunan Hunian Korban Bencana
-
Jadi Biang Kerok Banjir Kemang, Normalisasi Kali Krukut Telan Biaya Fantastis Rp344 Miliar
-
Gubernur Bobby Nasution Lepas Sambut Pangdam, Sumut Solid Atasi Bencana
-
Fakta Baru Pengeroyokan Maut Kalibata, Ternyata Lokasi Bentrokan Lahan Milik Pemprov DKI
-
LPSK Puji Oditur Militer: 22 Senior Penganiaya Prada Lucky Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp1,6 Miliar