Suara.com - Dianjurkan WHO, Kecanduan Game Malah Jadi Masalah Baru saat Wabah Corona.
Negara-negara di Amerika Serikat dan Eropa, disebut lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain game di kala social distancing dan lockdown akibat pandemi virus corona ini.
Hal ini kemudian akan dikhawatirkan menimbulkan masalah baru di tengah pandemi ini, yakni kecanduan video game.
Dilansir Medical Daily, sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa kecanduan video game sebagai masalah kesehatan mental.
Akan tetapi di tengah situasi di rumah saja yang rentan membuat orang stres, WHO mengatakan game bisa membantu untuk melepaskan stres dan menghibur mereka selama berada di rumah aja.
Pada akhirnya, industri gaming mengalami peningkatan besar terkait jumlah pemain dan waktu main karena banyak yang memanfaatkan video game sebagai cara jutaan orang menghabiskan waktu dan tetap terkoneksi dengan orang lain tanpa khawatir menularkan virus corona.
Di sisi lain, waktu main game yang berlebihan bisa menyebabkan kecanduan. Dan ini bukanlah hal yang baru.
Keith Whyte, direktur eksekutif dari National Council on Problem Gambling menyebutkan kemungkinan besar akan ada gelombang kecanduan baru, lebih besar dari kecanduan berjudi, internet, dan video game.
Dan kini hal tersebut telah terjadi. Faktanya, banyak laporan yang menunjukkan bahwa para psikiater melihat adanya lonjakan pasien yang kecanduan video game.
Baca Juga: 5 Terpopuler: Menkes Terawan Disorot Warganet hingga Viral Masker Penis
Sementara banyak support group di seluruh dunia yang melihat banyak anggotanya mengalami kekambuhan.
Tentu ini adalah masalah yang perlu segera diselesaikan, walaupun WHO menyatakan bahwa mengatasi Covid-19 lebih menjadi prioritas, yang berarti masih terus mengimbau orang-orang untuk berada di rumah saja untuk sekarang ini.
"Memiliki pilihan hiburan seperti ini membantu orang-orang tetap berada di rumah saja dan tidak membuat ingin keluar dan bertemu orang-orang. Semakin lama ini terjadi, kemungkinan besar beberapa orang akan mengalami masalah," pungkas Ray Chambers, duta besar WHO untuk strategi global.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!