Dr Munster mengatakan bahwa metode dekontaminasi bisa diterapkan ke semua masker. Namun, ada beberapa masker yang menjadi rusak dan tidak efektif lagi digunakan.
Hidrogen peroksida diuapkan yang banyak tersedia di rumah sakit adalah metode dekontaminasi masker paling aman, seperti halnya sinar UV. Sebab, masker masih efektif digunakan hingga 3 kali putaran dekontaminasi.
Panas kering pada suhu 70 derajat celcius juga efektif untuk mendekontaminasi. Tetapi, masker hanya bisa bertahan hingga 2 putaran dekontaminasi.
Dr Munster mengatakan bahwa hidrogen peroksida yang diuapkan akan menjadi metode pilihan untuk dekontaminasi masker bila tersedia. Sementara itu, metode panas kering yang bisa mendekontaminasi pada dasarnya butuh oven.
Lynn Goldman, dekan Sekolah Kesehatan Masyarakat Institut Milken di Universitas George Washington mengatakan bahwa penelitian tentang dekontaminasi masker itu merupakan kontribusi yang luar biasa.
"Penelitian ini sangat membantu untuk melihat bahwa hidrogen peroksida yang diuapkan atau sinar UV secara efektif mensterilkan masker N95 dan bisa digunakan kembali hingga 3 kali," kata Lynn Goldman.
Studi baru lainnya dari para peneliti di Kanada juga belum ditinjau oleh rekan sejawat mengenai tingkat efektivitas dekontaminasi. Mereka menemukan bahwa masker dari berbagai merek, ada yang masih efektif digunakan hingga 10 putaran dekontaminasi menggunakan hidrogen peroksida.
Pada penelitian ini, Dr. Anand Kumar di University of Manitoba, mengatakan bahwa prosedurnya sedikit berbeda dari Dr. Munster dalam menguji struktur, kesesuaian wajah orang dengan masker dan kemampuan penyaringan masker.
Rekomendasi dan temuan dalam dua penelitian ini berguna bagi petugas medis di rumah sakit yang menggunakan masker N95. Terutama di rumah sakit yang penuh pasien virus corona Covid-19 dengan alat pelindung diri (APD) terbatas dan persediaan masker medis yang kurang.
Baca Juga: Ilmuwan Kembangkan Vaksin Campak untuk Lawan Virus Corona Covid-19
Saat ini, masyarakat umum sudah disarankan untuk tidak membeli masker medis dalam melindungi diri dari virus corona Covid-19. Jika mereka menggunakannya, ahli menyarankan untuk tidak mendekontaminasi sendiri maskernya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda