Suara.com - Asal mula penyebaran virus corona atau Covid-19 hingga kini masih terus dicari tah, tapi menurut sebuah penelitian, Corona Covid-19 ditularkan ke manusia oleh anjing liar yang makan kelelawar.
Seorang ahli bilogi di Kanada mengklaim bahwa penyakit ini mungkin telah berevolusi dengan cepat di usus anjing yang mengonsumsi kelelawar yang membawa coronavirus. Demikian seperti dilansir dari The Independet, Jumat (17/4/2020)
Penelitian ini adalah yang terbaru dari serangkaian teori yang diajukan oleh para ilmuwan yang menyelidiki asal virus, yang telah menyebar di seluruh dunia.
Seperti diketahui hingga kini virus itu telah menginfeksi dua juta orang sejak kasus pertama dilaporkan pada Desember.
Sars-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, secara luas diyakini oleh ahli virologi berasal dari kelelawar yang diketahui mengandung coronavirus sebelum ditularkan ke manusia melalui hewan lain. Sebelumnya, ular dan trenggiling telah diusulkan sebagai inang perantara penularan ke manusia.
Teori ini sekarang telah diperdebatkan oleh Xuhua Xia, seorang profesor biologi di Universitas Ottawa yang memeriksa lebih dari 1.250 genom dari keluarga virus corona yang sama dengan Sars-CoV-2.
Prof Xia, yang berspesialisasi dalam menggunakan data untuk mempelajari evolusi molekuler gen, menyimpulkan bahwa strain virus yang diisolasi dalam ular dan trenggiling menyimpang terlalu jauh dari Sars-CoV-2. Sehingga hewan-hewan itu menjadi mata rantai yang hilang dalam perjalanan penyakit dari kelelawar ke manusia.
"Pengamatan kami telah memungkinkan pembentukan hipotesis baru untuk asal dan transmisi awal Sars-CoV-2," katanya.
“Nenek moyang Sars-CoV-2 dan kerabat terdekatnya, kelelawar koronavirus, menginfeksi usus canid (anjing), kemungkinan besar menghasilkan evolusi virus yang cepat dalam canid (anjing) dan lompatannya ke manusia.
Baca Juga: Masih Ingat Bintang SmackDown Kurt Angle? Kini Di-PHK dari WWE
Oleh karena itu ia menarankan pentingnya pemantauan coronavirus seperti-Sars pada anjing liar dalam perang melawan Sars-CoV-2. Namun, seorang ilmuwan yang tidak terlibat dalam penelitian ini sangat mengkritik makalah ini.
Profesor James Wood, kepala departemen Kedokteran Hewan dan seorang peneliti dalam dinamika infeksi di Universitas Cambridge, mengatakan sulit untuk memahami hipotesis dari penelitian tersebut.
“Ada terlalu banyak inferensi dan terlalu sedikit data langsung. Saya tidak melihat apa pun dalam makalah ini untuk mendukung anggapan ini dan saya khawatir bahwa makalah ini telah diterbitkan dalam jurnal ini.
"Saya tidak percaya bahwa setiap pemilik anjing harus khawatir karena makalah ini."
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan