Suara.com - Tim peneliti di California menemukan bahwa jumlah kasus virus corona Covid-19 di satu daerah bisa mencapai 85 kali lebih tinggi dari data yang dihitung pejabat kesehatan.
Awal April 2020, para peneliti yang dipimpin oleh Universitas Stanford telah menguji 3.330 orang dewasa dan anak-anak di Santa Clara County.
Mereka melakukan tes antibodi SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit corona Covid-19. Hasilnya, mereka menemukan bahwa pravalensi populasi corona Covid-19 di Santa Clara berkisar antara 2,49 persen menjadi 4,16 persen.
"Implikasi paling penting dari temuan ini adalah jumlah infeksi virus corona Covid-19 jauh lebih besar daripada jumlah kasus yang dilaporkan," tulis para peneliti dikutip dari Fox News.
Berdasarkan survei mereka pada 1 April 2020, data menunjukkan 48 ribu hingga 81 ribu orang telah terinfeksi virus corona Covid-19 di Santa Clara County. Sedangkan jumlah kasus positif yang dilaporkan justru hanya 956, artinya 50-85 kali lebih rendah dari jumlah infeksi yang diprediksi peneliti.
Para peneliti menyimpulkan bahwa deteksi kasus virus corona Covid-19 yang sebelumnya tidak dilaporkan juga bisa mengarah pada perkiraan tingat kematian akibat virus tersebut.
Peneliti juga menemukan tingkat infeksi yang cenderung lebih tinggi di antara pekerjaan tertentu. Tetapi, data sejauh ini menunjukkan bahwa secara nasional di Santa Clara County, paparan totalnya masih rendah.
Karena itu, pengujian antibodi nampaknya akan sangat membantu mengungkapkan orang yang terinfeksi virus corona Covid-19, tapi belum melakukan pengujian.
Sebagian besar, pengujian antibodi dilakukan melalui sampel darah. Tetapi, ada pula yang dilakukan menggunakan air liur untuk mendeteksi dua set antibodi yang disebut IgM dan IgG.
Baca Juga: Punya Filtrasi Lebih Tinggi, Muncul Masker N99
Menurut Dr Robert Segal, dibutuhkan sekitar 1-14 hari bagi tubuh untuk mengembangkan antibodi pada kasus virus corona Covid-19 sekarang ini.
"Secara teori, mereka yang dinyatakan positif memiliki kekebalan yang kuat ketika sembuh. Sehingga aman untuk kembali bekerja, tetapi harus berhati-hati agar tidak terinfeksi lagi," kata Segal.
Di sisi lain, belum ada manusia satu pun yang mengembangkan kekebalan terhadap virus ini. Jadi, masih ada kemungkinan seseorang terinfeksi virus corona Covid-19 kedua kalinya setelah sembuh.
Namun, sama halnya kasus dengan pengujian apa pun, akurasi tetap menjadi perhatian utama. Sejauh ini, tes serologi Premier Biotech, yang digunakan dalam studi Santa Clara County, belum disetujui oleh FDA.
Berita Terkait
-
Wuhan Promosikan Pariwisatanya, Warganet di Twitter Malah Ngamuk Ingat Awal Mula Virus Corona
-
Aksi Protes Pembatasan COVID-19 di China dan Penangkapan Jurnalis, Ribuan Massa Turun ke Jalan
-
Kasus Positif Covid-19 di RI Bertambah 6.699 Orang Pada Jumat Ini
-
Pasien Covid-19 Varian Alpha, Delta dan Omicron Hembuskan Virus Lebih Banyak
-
Inggris akan Luncurkan Vaksin Covid-19 Baru, Ini Efek Sampingnya!
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental