Suara.com - Banyak orang melaporkan mengalami sembelit saat karantina Covid-19. Robert Lerrigo, MD, ahli gastroenterologi di Santa Clara Valley Medical Center, California, menyatakan bahwa hal tersebut memang sangat mungkin terjadi.
"Memahami mengapa beberapa orang menjadi sembelit selama lockdown, dimulai dengan ritme sirkadian yakni suatu proses alami dalam otak yang mengatur siklus tidur, bangun, dan mengulangi lebih atau kurang setiap 24 jam," kata dokter Lerringo pada Health.
"Usus besar memiliki ritme sirkadiannya sendiri yang mudah terganggu oleh kurangnya olahraga, kurang tidur, perubahan jadwal makan, dan stres," tambahnya.
Menurutnya, tinggal di rumah karena pandemi global kemungkinan akan mempengaruhi masing-masing elemen yang mengganggu usus besar.
"Ketika kita berada di rumah duduk-duduk dan tidak tetap aktif atau terlibat dalam rutinitas biasa kita, motilitas kolon (proses di mana usus besar berkontraksi untuk mendorong fases) berkurang dan menyebabkan sembelit," kata Dr. Lerrigo.
"Bagi sebagian orang, sembelit berarti fases terlalu keras, membutuhkan banyak tekanan, atau volumenya terlalu kecil, sementara bagi yang lain mengalami buang air besar lebih jarang dari biasanya," tambahnya.
Oleh karena itu, Lerrigo merekomendasikan 20 hingga 60 menit latihan aerobik seperti jalan cepat atau olahraga rumahan setidaknya lima hari dalam seminggu. Ia juga menambahkan bahwa berolahraga dua hari seminggu dapat secara signifikan mengatasi sembelit.
Jika olahraga sudah dilakukan namun tetap sembelit, mungkin Anda terlalu banyak konsumsi bahan pokok seperti pasta yang terbuat dari tepung olahan.
Melansir dari Health, makanan kaya serat akan lebih meringankan proses pencernaan. Dr. Lerrigo merekomendasikan untuk menambah asupan kacang-kacangan, lentil, buah-buahan, sayuran berdaun, dan biji-bijian utuh seperti oatmeal.
Baca Juga: Sekeluarga di Sawah Besar Terjangkit Corona, Bagaimana Awal Penularannya?
Kurangi makanan dengan tingkat lemak atau pati yang tinggi. Selain itu, pastikan Anda memperbanyak hidrasi.
Tak hanya makanan dan olahraga, stres dan kecemasan juga dapat memengaruhi sembelit. "Pada beberapa orang, ini dapat menyebabkan diare, pada orang lain itu menyebabkan sembelit," kata dokter Lerrigo.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!