Suara.com - Puasa bisa menjadi tantangan ketika Anda hidup dengan penyakit kronis. Sebab, dapat mengubah pola makan dan bagaimana cara minum obat saat puasa.
Puasa termasuk wajib, pengecualian bagi anak-anak, wanita yang sedang hamil, menstruasi, menyusui, orang-orang sakit dan bepergian jauh dengan jarak tertentu.
"Puasa adalah pilar keempat Islam, dan tidak ada yang bisa memaafkan seseorang dari tidak berpuasa kecuali untuk orang sakit yang sedang dalam pengobatan dan puasa mungkin mempersulit kondisi kesehatan mereka," tutur Ali Ahmad Masha'el, Grand Mufti di Dubai Department of Islamic Affairs and Charitable Activities.
Tetapi, bagi Anda yang ingin tetap berpuasa meski sedang dalam perawatan, penting untuk berbicara dengan dokter atau profesional kesehatan lainnya sebelum membuat perubahan pada pola makan, konsumsi obat dan asupan cairan.
Dokter akan memberi tahu apakah puasa tepat dan aman untuk Anda, menurut Mariecurie.org.uk.
Mereka mungkin juga dapat mengganti obat yang biasanya dikonsumsi dengan obat yang dapat bekerja lebih lama atau dapat mengubah waktu mengonsumsinya.
Saat berkonsultasi, pastikan Anda tahu tentang segala efek yang mungkin terjadi dari pilihan yang diajukan oleh sang dokter, termasuk efek dari puasa terhadap penyakit yang Anda derita.
Ada pendapat bervariasi pada beberapa jenis obat tertentu yang dinilai akan membatalkan puasa. Adapun pengobatan yang tidak dianggap sebagai makanan dan minuman sehingga tidak dianggap membatalkan puasa misalnya suntikan, patch, obat tetes telinga dan obat tetes mata.
Berdasarkan Qatar University, ada obat yang tidak membatalkan puasa:
Baca Juga: Ibu Hamil, Amankah Tetap Puasa Saat Pandemi Covid-19?
1. Obat tetes mata dan telinga.
2. Semua zat diserap ke dalam tubuh melalui kulit, seperti krim, salep, tambalan dan plester obat.
3. Suntikan melalui kulit, otot, sendi, atau vena, dengan pengecualian pemberian makanan intravena.
4. Gas oksigen dan anestesi.
5. Tablet nitrogliserin ditempatkan di bawah lidah untuk pengobatan angina.
6. Obat kumur, obat kumur, atau semprotan oral, asalkan tidak ada yang tertelan ke perut.
7. Tetes hidung, semprotan hidung.
8. Inhaler.
Berita Terkait
Terpopuler
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- Pembangunan Satu Koperasi Merah Putih Butuh Dana Rp 2,5 Miliar, Dari Mana Sumbernya?
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa