Suara.com - Menurut laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), antara 2009 hinga 2018 tingkat hepatitis C di Amerika Serikat (AS) naik tiga kali lipat. Namun, peningkatan pada tahun 2018 malah didominasi oleh kelompok milenial, 20 hingga 39 tahun.
Dilansir dari Discover Magazine, pada tahun 2018 saja, hampir 138.000 kasus baru dilaporkan didiominasi milenial yang sebagian besar meremehkannya karena tidak memiliki gejala di awal.
Meningkatnya jumlah kasus juga mendorong CDC untuk mengeluarkan rekomendasi baru bahwa setiap orang dewasa dites untuk hepatitis C setidaknya satu kali dalam hidup mereka termasuk perempuan hamil.
"Penggunaan narkoba suntikan adalah faktor risiko utama untuk Hepatitis C di AS untuk infeksi baru," kata Rachel Gicquelais, seorang peneliti dari Sekolah Kesehatan Publik Johns Hopkins Bloomberg.
Penyakit menular dan penyalahgunaan obat-obatan, serta epidemi opioid yang berkembang berarti lebih banyak orang yang berpotensi menggunakan kembali atau meminjam jarum. Hal tersebut memberikan peluang sempurna untuk virus yang menyebar melalui darah seperti hepatitis C untuk menulari orang lain.
Setelah terinfeksi oleh Hepatitis C, seseorang mungkin tidak merasa berbeda dan bahkan berhasil melawan virus sendiri. Jika yang terakhir tidak terjadi, orang tersebut akan mengembangkan apa yang disebut Hepatitis C kronis.
Virus ini semakin merusak hati dan dapat berakibat fatal.
"Sebagian besar orang yang lebih tua yang terinfeksi Hepatitis C berada dalam tahap kronis," kata Sammy Saab, seorang ahli hepatologi di Fakultas Kedokteran David Geffen di UCLA.
"Mereka juga mungkin tertular penyakit melalui transfusi darah atau prosedur medis. Tetapi ada beberapa petunjuk yang menunjukkan infeksi terbaru berasal dari suntikan obat," tambahnya.
Baca Juga: Mantan Model Playboy Ditemukan Tewas Bunuh Diri Saat Corona
Menurut Saab, demografi dengan diagnosis Hepatitis C yang melonjak juga melaporkan tingkat penggunaan narkoba yang lebih tinggi.
"Untuk menghentikan Hepatitis C, kita harus secara radikal mengubah cara kita menyaring," kata Carolyn Wester, direktur Divisi CDC tentang Viral Hepatitis.
"Itu sebabnya organisasi sekarang meminta setiap orang dewasa dites untuk penyakit ini dan dites secara teratur jika mereka terlibat dalam perilaku berisiko, seperti menggunakan narkoba," tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda