Suara.com - Hari Bumi, Ini 5 Sisi Positif Wabah Virus Corona Bagi Lingkungan
Hari Bumi yang diperingati setiap 22 April terasa berbeda tahun ini, karena wabah virus Corona Covid-19. Sebab, pandemi membuat orang tinggal di rumah lebih sering yang memiliki dampak positif bagi lingkungan.
Dilansir DW Indonesia, setidaknya ada 5 sisi positif wabah virus Corona Covid-19 bagi lingkungan, termasuk di antaranya turunnya tingkat polusi udara secara drastis hingga satwa liar yang keluar ke jalan di wilayah perkotaan.
Simak selengkapnya berikut ini ya!
1. Kualitas udara membaik
Berhentinya sebagian besar kegiatan industri mengurangi tingkat polusi udara. Bahkan, citra satelit mengungkapkan adanya penurunan yang signifikan terhadap tingkat global nitrogen dioksida (NO2), yakni gas yang dihasilkan dari mesin mobil dan pabrik manufaktur komersil yang menjadi penyebab buruknya kualitas udara di banyak kota besar.
2. Emisi berkurang
Seperti NO2, emisi karbon dioksida (CO2) juga telah berkurang di masa pandemi COVID-19. Ketika kegiatan ekonomi terhenti, emisi CO2 mengalami penurunan.
Terakhir kali hal ini terjadi pada saat krisis keuangan tahun 2008 – 2009. Di Cina, emisi karbon dioksida turun sekitar 25% ketika kuncian atau lockdown diterapkan, menurut Carbon Brief. Namun perubahan ini hanya bersifat sementara.
Baca Juga: Kabar Baik, Peneliti Oxford Siap Uji Coba Vaksin Corona Covid-19 ke Manusia
3. Dunia baru untuk satwa liar
Beberapa binatang cenderung bermunculan akibat ketidakhadiran manusia. Berkurangnya kendaraan yang melintas di jalanan membuat mahluk kecil seperti landak muncul dari hibernasinya.
Binatang mungil ini lebih aman dari kemungkinan terlindas mobil. Sementara spesies lainnya seperti bebek mungkin bertanya-tanya kemana semua orang pergi dan perlu mencari sumber makanan lain selain remah roti di taman.
4. Menarik perhatian pada perdagangan satwa liar dunia
Konservasionis berharap pandemi COVID-19 akan membantu mengekang perdagangan satwa liar global, yang menjadi penyebab kepunahan sejumlah spesies.
Wabah ini kemungkinan berasal dari pasar hewan Wuhan, yang menjual hewan hidup dan merupakan pusat bagi satwa liar yang diperdagangkan secara legal dan ilegal. Perlu tindakan keras terhadap perdagangan satwa liar hidup.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter