Suara.com - Sebuah studi baru di China menemukan bahwa virus corona telah bermutasi menjadi setidaknya 30 variasi berbeda. Studi ini dilakukan oleh Profesor Li Lanjuan dan rekan-rekannya dari Universitas Zhejiang di Hangzhou, China.
Studi diterbitkan dalam makalah non-peer-review yang dirilis di situs MedRxiv.org pada hari Minggu (19/4/2020).
Melansir dari The Jerussalem Post, hasil penelitian menunjukkan virus corona telah ditemukan dalam strain yang berbeda-beda di mana telah telah memengaruhi berbagai bagian dunia. Hal ini akan mengarah pada kesulitan potensial dalam menemukan penyembuhan secara keseluruhan.
Tim Li menganalisis strain dari 11 pasien Covid-19 yang dipilih secara acak dari Hangzhou, di mana ada 1.264 kasus yang dilaporkan. Timnya kemudian kemudian menguji seberapa efisien mereka dapat menginfeksi dan membunuh sel.
Lebih dari 30 mutasi yang berbeda terdeteksi di mana 19 sebelumnya tidak ditemukan. "Sars-CoV-2 telah bermutasi yang mampu secara substansial mengubah patogenisitasnya," tulis Li di laporan.
Melansir dari South China Morning Post (SCMP), tim peneliti menemukan bahwa beberapa mutasi dapat menyebabkan perubahan fungsional pada protein lonjakan virus. Protein lonjakan adalah protein yang digunakan virus corona untuk menempelkan dirinya ke sel manusia.
Tim Li menginfeksi sel-sel dengan strain Covid-19 yang membawa mutasi berbeda yang mana strain yang paling agresif ditemukan menghasilkan sebanyak 270 kali lebih banyak viral load dibandingkan dengan strain yang paling lemah.
Strain agresif ini bisa membunuh sel manusia paling cepat. "Hasil menunjukkan bahwa keragaman sebenarnya dari strain virus sebagian besar masih kurang dilihat," tulis Li.
Studi ini dapat memiliki implikasi di masa depan pada pengobatan Covid-19 karena beberapa strain berbeda telah ditemukan di seluruh dunia.
Baca Juga: Problem Penyaluran Jadup dan BLT Sleman, Pihak Desa Sulit Penuhi Kriteria
"Pengembangan obat-obatan dan vaksin, meski mendesak, perlu memperhitungkan dampak akumulasi mutasi ini untuk menghindari jebakan potensial," tambah para peneliti.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil