Suara.com - Seorang dokter menemukan kondisi yang tidak biasa pada pasien corona Covid-19. Seorang pasien corona Covid-19 dengan tingkat saturasi oksigen darah yang rendah, tetapi ia tidak terengah-engah.
Pada beberapa kasus dilansir oleh Fox News, kondisi pasien corona Covid-19 seringkali cukup serius. Tapi, pasien tidak menunjukkan gejala seperti kebanyakan pasien sindrom gangguan pernapasan akut, yakni kegagalan paru-paru yang dikaitkan dengan wabah SARS 2003 dan penyakit pernapasan lain.
Pasien-pasien dalam kondisi ini perlu waspada walau merasa relatif baik, sebab paru-paru mereka tidak berfungsi semestinya. Kondisi inilah yang akhirnya dikenal sebagai "silent hipoxia" atau hipoksia diam yang menyebabkan beberapa orang tiba di rumah sakit dengan kesehatan lebih buruk tanpa disadari.
Perlu Anda ketahui, hipoksia diam bisa berkembang pesat menjadi gagal napas yang artinya pasien corona Covid-19 dalam kondisi sekarat, meskipun mereka tidak mengalami sesak napas.
Pada kondisi ini, pasien yang mengalami hipoksia diam memiliki tingkat oksigen darah mendekati normal lebih dari 90 persen dengan 94 hingga 100 persen dianggap normal.
Jika seorang pasien memiliki tingkat oksigen darah lebih rendah dari ini, otak mungkin tidak mendapatkan oksigen yang dibutuhkannya. Bila levelnya turun hingga di bawah 80-an, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan organ vital dan kematian.
Richard Levitan, seorang dokter ruang gawat darurat di Rumah Sakit Bellevue, New York, menulis tentang pengalamannya dengan pasien corona Covid-19. Levitan melihat pasien memiliki paru-paru yang berisi cairan atau nanah, tetapi mereka tidak mengalami kesulitan bernapas sampai tiba di rumah sakit.
Dilansir dari Western Mass News, beberapa pasien yang memiliki pneumonia dan tingkat oksigen darah di bawah 50 persen inilah disebut hipoksia diam.
Dalam banyak kasus corona Covid-19, virus secara diam-diam bisa menyebabkan cedera kantung udara di paru-paru. Pada saat pasien mengalami sesak napas, pneumonia yang parah mungkin bisa menyebabkan kerusakan serius.
Baca Juga: Bisakah Nyamuk Sebarkan Virus Corona Covid-19? WHO Jawab Kekhawatiran Ini
Jika dokter bisa mendeteksi hipoksia diam sejak dini, maka kondisi ini bisa diatasi dengan terapi oksigen melalui tabung hidung atau tabung yang diletakkan di batang tenggorokan.
Sementara itu, Dr Vandana Patel, penasihat klinis Kabinet Farmasi online mengatakan alat pemantau oksigen yang disebut pulse oximeter bisa membantu mendeteksi kadar oksigen rendah dan mengingatkan orang untuk mencari perawatan medis segera.
Cara inilah yang bisa membantu pasien terhindar dari sakit parah. Levitan juga menyarankan semua pasien yang dites positif virus corona Covid-19 harus memantau oksimetri nadi mereka selama 2 minggu. Karena, itu adalah periode di mana pneumonia corona Covid-19 biasanya berkembang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
Kebijakan Sri Mulyani Kandas di Tangan Purbaya: Pajak Pedagang Online Ditunda
-
Harga Emas Hari Ini Turun Lagi! Antam di Pegadaian Jadi Rp 2.657.000, UBS Stabil
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
Terkini
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?
-
Manfaat Jeda Sejenak, Ketenangan yang Menyelamatkan di Tengah Hiruk Pikuk Kota
-
WHO Apresiasi Kemajuan Indonesia dalam Pengembangan Obat Herbal Modern
-
Stop Diet Ekstrem! 3 Langkah Sederhana Perbaiki Pencernaan, Badan Jadi Lebih Sehat