Suara.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah memperingatkan penggunaan dua obat anti-malaria yang disebut bisa mengatasi virus corona Covid-19.
Berdasarkan laporan sebelumnya, penggunaan obat anti-malaria seperti hydroxychloroquine dan chloroquine telah membuat masalah irama jantung yang serius pada pasien corona Covid-19.
FDA juga memperingatkan obat hydroxychloroquine dan chloroquine juga tidak boleh digunakan untuk pengobatan di luar rumah sakit atau tanpa pengawasan medis. Apalagi bila obat anti-malaria ini dikonsumsi bersama antibiotik azithromycin.
"FDA menemukan efek masalah irama jantung serius pada pasien corona Covid-19 yang mendapat hydroxychloroquine atau chloroquine, biasanya obat ini dikombinasikan dengan antibiotik azithromycin," kata FDA dikutip dari Fox News.
FDA juga menyadari adanya peningkatan penggunaan obat anti-malaria ini melalui resep rawat jalan. Karena itu, FDA memperingatkan para profesional kesehatan dan pasien mengenai risiko hydroxychloroquine dan chloroquine.
Sebelumnya, obat ini sudah lama digunakan untuk mengatasi rheumatoid arthritis dan lupus. Lalu, obat ini menjadi perbincangan setelah Presiden Trump menyebut obat-obatan ini bisa mengatasi corona Covid-19.
Presiden Trump menyatakan hal tersebut setelah sebuah penelitian Perancis menyarankan hydroxychloroquine yang dikombinasi dengan azithromycin bisa meringankan gejala atau mempersingkat rasa sakit pasien corona Covid-19.
Literatur medis yang diterbitkan oleh American Association of Poison Control Centers National Poison, sistem data mencatat ada efek samping serius yang berhubungan dengan jantung dan kematian pada pasien corona Covid-19 yang menerima hydroxychloroquine dan chloroquine, baik sendiri maupun dikombinasikan dengan obat lain,
Tetapi, risiko penggunaan hydroxychloroquine pada pasien corona Covid-19 masih terus diselidiki dan akan dikomunikasikan kepada publik bila data sudah terkumpul.
Baca Juga: Tanpa Minum Air, Ini 4 Cara Mengatasi Cegukan saat Puasa
Informasi ini muncul setelah para ilmuwan di Brasil menghentikan studi chloroquine sebagai obat corona Covid-19, karena menyebabkan masalah irama jantung pada sebagian orang.
Selain itu, sebuah rumah sakit di Perancis juga menghentikan pengobatan hydroxychloroquine untuk satu pasien corona Covid-19, karena mengalami masalah irama jantung.
Menurut sebuah laporan baru, penggunaan hydroxychloroquine sebagai obat juga tidak menunjukkan manfaat dalam penelitian besar di rumah sakit.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan