Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa orang yang pernah terinfeksi virus corona Covid-19 belum tentu kebal dengan adanya antibodi dari infeksi sebelumnya.
"Belum ada bukti bahwa orang yang pernah menderita Covid-19 tidak akan mendapatkan infeksi kedua," kata WHO dalam laporan ilmiah yang dipublikasikan Jumat (24/4/2020).
Hal ini memperingatkan pemerintah yang sedang menimbang mengeluarkan 'paspor imunitas' kepada orang-orang yang memiliki Covid-19, dengan asumsi mereka aman untuk menjalankan kehidupan normal.
"Pada titik pandemi ini, tidak ada cukup bukti tentang efektivitas kekebalan yang dimediasi antibodi untuk menjamin akurasi 'paspor imunitas' atau 'sertifikat bebas risiko'," tutur WHO, dikutip CNN Internasional.
Maria Van Kerkhove dari WHO sebelumnya mengatakan tidak diketahui apakah orang yang telah terpapar virus menjadi benar-benar kebal. Laporan singkat WHO yang baru menggarisbawahi pernyataan itu, dan cocok dengan pernyataan ilmiah lainnya tentang gagasan mengembangkan kekebalan.
Selama briefing pada Jumat kemarin, Infectious Diseases Society of America (IDSA) memperingatkan bahwa tidak cukup bukti tentang tes antibodi akan membangun kekebalan.
"Kami tidak tahu apakah pasien yang memiliki antibodi ini masih berisiko terinfeksi ulang dengan Covid-19. Untuk saat ini, aku pikir kita harus berasumsi bahwa mereka bisa berisiko terinfeksi ulang," kata Mary Hayden, juru bicara IDSA dan kepala Divisi Penyakit Menular di Rush University Medical Center.
"Kami tidak tahu bahkan jika antibodi itu protektif, tingkat perlindungan apa yang mereka berikan, sehingga bisa lengkap, bisa parsial, atau berapa antibodi itu bertahan," kata Hayden.
Ia menambahkan, tanggapan antibodi akan semakin berkurang seiring waktu.
Baca Juga: Hampir 14 Persen Warga New York Miliki Antibodi Penangkal COVID-19
Oleh karenanya, pemerintah dianjurkan mengatakan kepada masyarakatnya untuk tidak mengubah perilaku mereka dengan terus menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker, dan imbauan umum lainnya.
Hayden khawatir jika masyarakat telah salah menafsirkan masalah antibodi ini, dan jadi menempatkan diri mereka pada risiko yang tidak perlu.
Berita Terkait
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Korupsi Wastafel Rp43,59 Miliar saat Pagebluk Covid-19, SMY Ditahan Polisi
-
Katanya Ekonomi Tumbuh 5,12 Persen, Kok BI Pakai Skema saat Covid-19 demi Biayai Program Pemerintah?
-
Profil Carina Joe, Pahlawan Vaksin Covid-19 Raih Bintang Jasa Utama dari Presiden Prabowo
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara