Suara.com - Tanda Pengenal 'Kebal Covid-19' untuk Pasien Sembuh Corona, Apa Fungsinya?
Pandemi Covid-19 telah berdampak besar terhadap kehidupan ekonomi masyarakat. Keharusan melakukan karantina mandiri untuk menghentikan penularan virus corona, memaksa sejumlah bisnis terhenti karena tak bisa melakukan pekerjaan dari rumah.
Semakin cepat orang dapat berkegiatan normal di luar rumah, tentu dapat memulai pemulihan ekonomi. Namun untuk melakukan itu, setiap orang yang beraktivitas di luar perlu dipastikan tidak lagi berisiko menularkan virus corona.
Sementara itu WHO mengatakan bahwa belum ada bukti orang yang sembuh dari Covid-19 tidak akan mendapatkan infeksi kedua. Meski secara teori imunologi bahwa orang yang berhasil pulih dari virus, tubuhnya bisa meningkatkan beberapa jumlah imunitas.
Mengutip dari CNN, dokter spesialis kesehatan masyarakat dari Atlanta, Amerika Serikat, Saju Mathew mengatakan perlu ada tes antibodi untuk menentukan siapa saja yang kebal terhadap virus corona dan melakukan penelitian berapa lama kekebalan itu bisa bertahan.
Setelah itu, orang-orang tersebut diberi tanda pengenal 'kebal Covid-19' agar mereka dapat melanjutkan hidup seperti biasa.
"Di China, misalnya, kode QR telah digunakan untuk melonggarkan pembatasan di Wuhan, tempat pandemi itu berasal. Orang-orang yang dinilai sehat telah diberi kode QR hijau, yang menunjukkan bahwa mereka dapat melakukan perjalanan di dalam provinsi," tutur Mathew.
Sementara kode QR kuning diberikan kepada seseorang yang mungkin telah melakukan kontak dengan orang terinfeksi virus. Dan kider QR merah adalah untuk mereka yang telah didiagnosis atau diduga memiliki virus.
Mathew meyakini bahwa menjaga jarak fisik akan efektif dalam mengurangi penularan virus. Namun, hal itu harus dilakukan secara global agar berdampak hasil terbaik.
Baca Juga: Update Covid-19: 8.882 Orang Positif Corona, 1.107 Pasien Sembuh
Beberapa negara, menurut Mathew telah mengambil pendekatan yang lebih agresif. India misalnya, dengan populasi lebih dari 1,3 miliar, telah melakukan lockdown yang akan berlangsung hingga 3 Mei. Meskipun beberapa karyawan telah diizinkan untuk kembali bekerja dengan pedoman kebersihan yang ketat.
Afrika Selatan juga telah memilih metode penguncian yang ketat untuk seluruh wilayahnya, seperti yang dipraktikkan di Wuhan, meskipun minggu ini ia berencana untuk mencabut beberapa pembatasan dan menerapkan jam malam.
Risiko dilakukannya penguncian terhadap sejumlah besar masyarakat, tentu berimbas pada sektor perekonomian. Mathew mengatakan, sejak 14 Maret, sekitar 26,5 juta orang di Amerika Serikat, sekitar 16,2 persen dari angkatan kerja, menjadi pengangguran.
Tetapi hal itu bisa dihindari jika masyarakat memiliki tanda pengenal 'kebal Covid-19'. Pekerja yang tidak berisiko menyebarkan virus dapat bergerak dengan bebas kembali ke pekerjaan mereka dan membantu memulai ekonomi.
"Kami telah lama mengetahui dari penyakit lain, seperti hepatitis bahkan flu biasa, bahwa tubuh manusia dapat melindungi dirinya dari tertular penyakit yang pernah dialami dengan memproduksi antibodi. Melalui protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap virus asing yang masuk," jelasnya.
Ia menambahkan, tubuh akan mencoba menyerang dan melawan infeksi virus. Setelah antibodi terbentuk, akan tetap berada di dalam tubuh bahkan setelah virus hilang. Secara teori, antibodi akan membuat keadaan tubuh lebih kebal.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!