Profesor Moussa Seydi, kepala departemen penyakit menular, Rumah Sakit Pusat Universitas De Fann di Dakar, Senegal
Unit tanggapan Covid-19 telah dipenuhi dengan baik karena pemerintah memberi cukup peralatan yang telah didapatkan tepat waktu.
"Kami juga menerima pelatihan dan instruksi yang cukup tentang prosedur yang harus diikuti," kata profesor Seydi.
"Jadi, di sini di pusat perawatan, kami merasa aman. Jika kita melihat lonjakan besar dalam kasus-kasus maka mungkin ini bisa berubah," tambahnya.
Seydi percaya, bahwa pemerintah benar-benar telah melakukan yang terbaik. Otoritas Senegal juga mengumumkan bahwa petugas kesehatan akan diberikan bonus bagi tenaga medis.
Covid-19 di Senegal per 30 April mencapai 823 kasus dengan tingkat pemulihan 315 dan kematian 9 kasus.
Dokter di Bamenda, Kamerun
Per 30 April, Kamerun menelan 1.832 kasus yang telah dikonfirmasi dengan tingkat kesembuhan 934 dan meninggal 61.
"Pihak berwenang sangat sedikit memastikan keamanan kami. Banyak distrik di Kamerun belum menerima pelatihan, materi pendidikan, dan APD yang memadai," kata dokter yang tidak mau disebutkan namanya pada Aljazeera.
Baca Juga: Duta Sheila on 7 Ulang Tahun ke-40, Netizen: Menolak Tua
"Saya belajar tentang prosedur keselamatan online, namun banyak petugas layanan kesehatan tidak memiliki akses ke internet. Petugas kesehatan juga tidak memiliki akses ke pengujian prioritas, ini berbahaya bagi mereka dan pasien," tambahnya.
Tanpa bayaran atau dukungan finansial tambahan dan pemadaman listrik yang konstan di beberapa rumah sakit, membuat daya untuk memerangi Covid-19 di Kamerun sangat rendah.
Carol, seorang perawat rumah sakit di Dar Es Salaam, Tanzania
Carol menyatakan, bahwa pemerintah Tanzania tidak terlalu memperhatikan tenaga medis dalam penanganan Covid-19. Mereka juga tidak memberikan jaminan apapun.
"Saya ngeri dengan kurangnya tindakan yang diambil oleh pemerintah," kata Carol.
"Minim arahan, tidak ada transparansi, mereka telah menolak untuk menerapkan langkah-langkah seperti kuncian atau pembatasan di tempat ibadah," tambahnya.
Per 30 April, kasus yang dokonfirmasi di Tanzania mencapai 480 dengan 167 orang pulih dan 16 kasus meningal dunia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?