Suara.com - Sebuah penelitian dari Justin Lehmiller, peneliti di The Kinsey Institute dan penulis 'Tell Me What You Want', menunjukkan selama masa karantina, orang-orang justru menjadi kurang intim dengan pasangan mereka,
Menurut survey yang dilakukannya pada 2.000 orang, sebagian besar dari responden menjadi kurang intim, tetapi cenderung lebih eksperimental, mencoba posisi baru dan mengeksplorasi fantasi selama karantina.
Temuan awal merupakan bagian dari studi Lehmiller yang sedang berlangsung, bertanya kepada responden. baik lajang maupun pasangan, tentang perilaku seksual mereka setiap dua minggu sejak pertengahan Maret, ketika lockdown mulai diberlakukan di AS.
Lehmiller telah mengirimkan studi ke jurnal Leisure Sciences dan itu dijadwalkan akan diterbitkan bulan depan.
Dilansir Insider, berikut hasil temuan awal yang Lehmiller bagikan:
- Orang-orang kurang berhubungan intim
Lehmiller mengatakan lebih sedikit responden yang menghabiskan waktu di rumah dengan berhubungan intim, tetapi ia tidak menyebutkan jumlah spesifiknya.
"Terlepas dari semua yang kami dengar di media tentang orang-orang lebih bersemangat dan benar-benar tertarik berhubungan intim pada masa seperti ini, kami melihat bahwa tingkat perilaku seksual lebih rendah, dan itu termasuk masturbasi," ujar Lehmiller.
Beberapa orang juga melaporkan kualitas kehidupan seks mereka menurun. Hanya 13,6% mengatakan kehidupan seks mereka lebih baik dari sebelumnya.
Baca Juga: Jalan Kaki, Olahraga Terbaik Selama Karantina
Sekitar 43,5% responden mengatakan kehidupan seks mereka memiliki kualitas yang lebih rendah daripada sebelum pandemi Covid-19, sementara 42,8% mengatakan kehidupan seks mereka hampir sama dalam hal kualitas.
- Satu dari lima orang menjadi lebih ekperimental dengan seks
Meski kurang berhubungan intim, Lehmiller menemukan satu dari lima responden mencoba perilaku seksual baru sejak pandemi dimulai. Dan yang paling umum adalah sexting untuk pertama kalinya, berbagi fantasi seksual dengan pasangan, serta mencoba posisi baru.
- Melakukan sedikit hubungan intim adalah hal yang normal
Jika Anda adalah seseorang yang, seperti sebagian besar peserta dalam penelitian Lehmiller, melakukan hubungan seks yang lebih jarang atau lebih rendah kualitasnya daripada sebelum pandemi virus corona, ia mengatakan itu tidak perlu dikhawatirkan.
"Itu normal sepanjang umur orang mengalami fluktuasi dalam dorongan seks mereka dan untuk gairah seks turun selama periode stres dan kecemasan yang tinggi. Jadi fakta bahwa ini terjadi sekarang tidak mengejutkan," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara