Suara.com - Obat hydroxychloroquine dan saudara kandungnya, chloroquine sedang diselidiki apakah berpotensi menjadi obat Covid-19.
Beberapa ahli berpikir hydroxychloroquine mungkin efektif melawan Covid-19, tetapi sayangnya hal tersebut belum terbukti.
Dikutip dari The Guardian, sebuah penelitian terhadap pasien corona Covid-19 di Amerika yang diberi hydroxychloroquine tidak menunjukkan hasil memuaskan.
Tidak terlihat manfaat dari obat, baik sendiri maupun diberikan dalam kombinasi dengan antibiotik. Faktanya, pasien yang diobati dengan hydroxychloroquine justru memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi.
Dilansir dari Healthline, hydroxychloroquine adalah obat yang juga terkenal di pasaran dengan nama plaquenil.
Ini mengobati malaria dengan membunuh parasit yang menyebabkan penyakit. Hydroxychloroquine dapat mencegah parasit malaria dari memecah (memetabolisme) hemoglobin dalam sel darah merah manusia.
Hydroxychloroquine juga diketahui digunakan untuk mengobati lupus erythematosus dan rheumatoid arthritis
Belum sepenuhnya dipahami bagaimana obat ini bekerja untuk mengobati lupus erythematosus atau rheumatoid arthritis. Namun, diyakini bahwa obat ini memengaruhi cara kerja sistem kekebalan tubuh, yang mungkin bermanfaat dalam lupus erythematosus dan rheumatoid arthritis.
Food and Drug Administration (FDA) sendiri menyetujui hydroxychloroquine pada bulan April 1955.
Baca Juga: 500 TKA China di Luar Nalar, Pemerintah Terkesan Beri Karpet Merah ke Asing
Tablet oral hydroxychloroquine tidak menyebabkan kantuk, tetapi dapat menyebabkan efek samping lainnya. Efek samping umum yang dapat terjadi dengan hydroxychloroquine termasuk sakit kepala, pusing, diare, keram perut hingga muntah.
Efek samping ringan tersebut dapat hilang dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Bicaralah dengan dokter atau apoteker jika efek samping berubah menjadi lebih parah atau tidak hilang.
Untuk efek samping lebih serius itu dapat meliputi:
- Penglihatan kabur atau perubahan penglihatan lainnya
- Penyakit jantung, termasuk gagal jantung dan masalah irama jantung
- Telinga berdenging atau kehilangan pendengaran
- Angioedema (pembengkakan cepat pada kulit)
- Gatal-gatal
- Bronkospasme ringan atau berat
- Sakit tenggorokan
- Hipoglikemia berat
- Pendarahan atau memar yang tidak biasa
- Warna kulit biru-hitam
- Kelemahan otot
- Kerontokan rambut atau perubahan warna rambut
- Perubahan suasana hati yang abnormal
- Efek kesehatan mental, termasuk pikiran untuk bunuh diri
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia