Suara.com - Karantina tidak hanya berdampak pada kesehatan mental orang dewasa saja, anak-anak pun dapat mengalaminya. Seorang psikolog Karen Gross mengatakan bahwa karantina dapat menyebabkan gejala trauma pada anak-anak.
Misalnya disregulasi, seperti ledakan kemarahan, permusuhan, melempar, dan berteriak. Namun, ada juga tanda masalah kesehatan mental yang lebih halus.
Oleh karenanya, orangtua harus bisa melihat tanda-tanda masalah kesehatan mental ini pada anak.
Dilansir Insider, berikut tiga tanda sang anak sudah mulai menunjukkan kesulitan mengatasi emosinya.
1. Sulit berkonsentrasi
"Anda mungkin mendapati anak-anak memiliki rentang perhatian yang sangat singkat. Mereka mungkin berjuang untuk fokus, sering meninggalkan tugas atau menunjukkan tanda mereka tidak dapat mendengarkan atau menjalankan instruksi," kata Shae Vian, psikolog dan pendiri Learndojo.
Psikiater Carole Lieberman menyarankan untuk membuat anak mengekspresikan perasaan mereka dan untuk mengajukan pertanyaan kepada Anda jika ada yang menganggu mereka.
"Buat mereka terlibat dalam seni dan kerjinan, bermain papan permainan atau menari sebagai sebuah keluarga, untuk contoh," saran Lieberman.
2. Perubahan perilaku, misalnya mengompol lagi atau mengamuk
Baca Juga: Penyebab Sebenarnya Insomnia dan Bagaimana Cara Mengatasinya
"Rasa takut dapat tercermin dalam perilaku kecemasan seorang anak, seperti bersembunyi di balik selimut atau mengulangi perilaku saat mereka masih sangat kecil, seperti mengompol," kata Liebersman.
Namun, ini hal yang normal. Kecuali perilaku yang ditunjukkan oleh mereka menjadi sangat ekstrem.
3. Masalah insomnia dan pola tidur abnormal
Seorang terapis Ajita Robinson mengidentifikasi kesulitan tidur sebagai sebuah tanda.
"Kita menemukan remaja dan orang dewasa berjuang dengan jadwal tidur yang terganggu dan kualitas tidur," kata Robinson.
Michelle Nietert, seorang penasihat profesional berlisensi menambahkan, "jika mereka (anak-anak) tidak tidur pada suatu malam, itu tidak apa-apa. Tapi jika mereka kehilangan jam tidur setiap malam, inilah saatnya untuk mencari bantuan."
Berita Terkait
-
Data Psikiater: 1.522 Orang Indonesia Depresi Akibat Corona
-
Sedih, Tekanan Mental Bikin Tenaga Medis Jadi 'Korban Kedua' Pandemi Corona
-
Awas! Tiga Kebiasaan Tidur ini Tingkatkan Risiko Serangan Jantung
-
Hal-hal Ini Ternyata Tidak Boleh Dilakukan Sebelum Tidur
-
WHO: Anak-Anak dengan Covid-19 Bisa Sembuh Sepenuhnya
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?