Suara.com - Tak Bisa Nongkrong Bikin Sindrom Cabin Fever, Ini Penjelasan Psikiater
Nggak bisa nongkrong dan hang out karena situasi pandemi menurut psikiater meningkatkan risiko terjadinya sindrom cabin fever. Kok bisa?
Menurut dr Andri, Sp.KJ, psikiater dari Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera, beberapa orang memiliki kerentan lebih tinggi mengalami sindrom cabin fever. Salah satunya, orang-orang yang kesulitan beradaptasi karena lebih sering berada di luar rumah.
Ia menjelaskan, bisa jadi awalnya orang-orang ini tidak memiliki masalah kejiwaan apapun. Namun kebiasaan jarang di rumah membuatnya jenuh dan tidak bisa beradaptasi dengan situasi pandemi saat ini.
"Sulit mengendalikan diri dan beradaptasi dengan situasi sekarang. Karena mau nongkrong atau hangout juga tempatnya pada tutup, pusat keramaian tutup, mau nongkrong juga nggak bisa," ujarnya saat dihubungi Suara.com.
Sementara kelompok kedua yang juga rentan mengalami sindrom cabin fever adalah orang dengan masalah kejiwaan seperti gangguan kecemasan atau depresi. Berdiam di rumah saja tanpa melakukan apapun, apalagi di situasi pandemi, bisa membuat gangguan jiwa kambuh.
Pengidap gangguan kecemasan dan depresi misalnya, rentan mengalami serangan. Apalagi jika informasti tidak disaring, sehingga kabar tentang pandemi membuat gangguan yang dialami kambuh.
"Seperti yang sudah pernah saya bilang sebelumnya saat awal Covid-19 ini terjadi, yang punya gangguan jiwa rentan kambuh. Rasa kekhawatiran meningkat karena informasi dan kabar yang datang terus menerus," jelasnya.
Untuk mencegah sindrom cabin fever, dr Andri mengatakan ada beberapa solusi. Misalnya bagi yang stres karena tak bisa nongkrong, cobalah untuk memulai obrolan dengan tetangga, asal tetap menjaga jarak dan menggunakan masker.
Baca Juga: Sering Marah Tanpa Sebab Selama PSBB, Bisa Jadi Tanda Sindrom Cabin Fever
"Jangan lupa juga untuk menyaring informasi yang kita terima. Dengar berita boleh saja tapi cukup 1 jam sehari. Kan masih banyak juga aktivitas lain yang bisa kita lakukan di rumah," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia