Suara.com - Pemerintah Amerika Serikat akan mulai mengirim puluhan ribu program remdesivir pada awal minggu ini. Hal itu dinyatakan oleh CEO Gilead Sciences, Daniel O'Day yang juga menyatakan pemerintah akan memutuskan ke mana saja distribusi remdesivir tersebut.
Dilansir dari CNN, dalam hasil awal uji coba yang disponsori oleh National Institutes of Health, remdesivir disebut dapat mempersingkat durasi penyakit pada pasien dengan Covid-19 yang parah.
“Kami bermaksud untuk membawa (remdesivir) kepada pasien di awal minggu depan ini, mulai bekerja dengan pemerintah yang akan menentukan kota mana yang paling rentan dan di mana pasien yang membutuhkan obat ini,” kata O'Day pada CBS.
CNN telah menghubungi Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS untuk menanggapi tentang distribusi obat.
Pemerintah AS mengonfirmasi, bahwa pihaknya akan mulai mengirim puluhan ribu perawatan remdesivir awal pekan ini. Administrasi Makanan dan Obat AS (FDA) juga telah mengizinkan remdesivir untuk penggunaan darurat pada pasien dengan Covid-19 yang parah.
Menurut O'Day, perusahaannya akan memberikan sumbangan remdesivir sementara pemerintah menyiapkan rute distrubusi dan ketersediaan ruang ICU.
"Distribusi remdesivir resmi akan dikontrol oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk penggunaan yang konsisten dengan syarat dan ketentuan EUA ini," komentar pihak FDA.
Gilead Science sebagai pembuat obat telah menyumbangkan 1,5 juta botol remdesivir. Jumlah tersebut disebut bisa menangani antara 100.000 dan 200.000 pengobatan, tergantung pada berapa lama pasien meminumnya.
Dalam siaran pers pada hari Jumat (1/5/2020), Gilead mengatakan tujuannya adalah untuk menghasilkan setidaknya 500.000 perawatan pada bulan Oktober dan lebih dari satu juta pada bulan Desember.
Baca Juga: Kabar Terbaru Nasib Karyawan HM Sampoerna yang Positif Corona
Remdesivir digunakan melalui infus dan penggunaannya terbatas untuk pasien rawat inap dengan penyakit parah. O'Day mengatakan Gilead juga sedang mencari formulasi lain dari remdesivir termasuk untuk inhalasi yang dapat diberikan di luar rumah sakit.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke