Suara.com - Vitamin D memiliki banyak fungsi dalam tubuh, seperti menjaga kesehatan tulang, otak, dan jantung. Faktanya, ada bukti yang menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang lebih rendah juga berhubungan suasana hati.
Melansir dari Insider, kekurangan vitamin D dapat menyebabkan depresi. Satu ulasan dari 13 studi dengan lebih dari 31.000 peserta menemukan bahwa mereka yang kekurangan vitamin D memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi daripada mereka yang memiliki tingkat vitamin D lebih tinggi.
"Kadar vitamin D yang rendah dikaitkan dengan depresi mayor dan minor, serta gangguan mood dan penurunan kognitif yang lebih cepat," kata Robin Foroutan, MS, RDN, HHC, ahli diet kedokteran integratif serta juru bicara Akademi Nutrisi dan Diet.
Kadar vitamin D yang rendah dapat merusak fungsi kognitif. Hal ini disebabkan adanya reseptor vitamin D di area otak yang bertanggung jawab untuk suasana hati dan perilaku, termasuk depresi.
Rata-rata orang dewasa membutuhkan sekitar 600 hingga 800 unit internasional (IU) vitamin D sehari. Sebagai referensi, satu porsi salmon mengandung sekitar 400 IU. Namun, beberapa makanan secara alami memiliki cukup Vitamin D untuk mendapatkan dosis harian Anda.
Cara paling umum untuk mendapatkan vitamin D adalah melalui sinar matahari. Vitamin D disintesis oleh kulit sebagai respons terhadap sinar ultraviolet.
Anda harus mencoba berjemut sekitar 15 menit antara pukul 10 pagi dan 3 sore. Setidaknya lakukan tiga kali dalam seminggu untuk memenuhi kebutuhan vitamin D.
Meningkatkan kadar Vitamin D dapat membantu meningkatkan kesehatan secara umum. Tetapi penelitian belum membuktikan bahwa mendapatkan lebih banyak vitamin D bisa mengobati depresi.
Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism menemukan tidak ada efek ketika vitamin D ditambahkan sebanyak 4.000 IU pada orang depresi.
Baca Juga: Pakai Hazmat, MCCC Surabaya Tuntut Pemkot dan Pemprov Setop Perselisihan
Pada injauan 2019, pasien dengan depresi yang ditangani dengan 70 mikrogram sekitar 2.800 IU vitamin D3 juga tidak menemukan perubahan setelah suplementasi.
Meskipun Vitamin D tidak akan memperbaiki depresi, namun masih penting untuk memasukkan lebih banyak Vitamin D ke dalam makanan untuk mengurangi risiko depresi.
Vitamin D ditemukan dalam beberapa makanan secara alami, seperti jamur, kuning telur, salmon dan ikan berlemak lainnya. Begitupun dengan susu, yogurt, sereal sarapan, dan jus jeruk.
Selain itu, jika Anda tertarik untuk mengonsumsi suplemen vitamin D maka konsultasikan pada dokter untuk menetapkan dosisnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda