Suara.com - Sebuah analisis genetik baru dari virus penyebab Covid-19 disebut telah beredar pada manusia sejak akhir tahun 2019. Analisis genetik itu dilakukan pada 7.600 pasien di seluruh dunia.
Dilansir dari CNN, Francois Balloux dari Universitas College London Genetics Institute dan rekannya menarik rangkaian virus dari basis data global yang digunakan para ilmuwan di seluruh dunia untuk berbagi data. Mereka melihat sampel yang diambil pada waktu dan tempat yang berbeda.
Sampel-sampel itu menunjukkan, bahwa virus corona penyebab Covid-19 pertama kali menginfeksi orang pada akhir tahun lalu. Penemuan ini jelas menunjukkan, betapa cepatnya virus corona menyebar di seluruh dunia.
"Ini mengesampingkan setiap skenario yang mengasumsikan SARS-CoV-2 telah beredar jauh sebelum diidentifikasi sehingga menginfeksi sebagian besar populasi," tulis tim Balloux dalam jurnal Infection, Genetics and Evolution.
Beberapa dokter berharap virus itu beredar selama berbulan-bulan dan mungkin telah secara diam-diam menginfeksi lebih banyak orang dari pertama kasus yang dikonfirmasi. Itu akan menawarkan harapan bahwa mungkin ada kekebalan yang sudah dibangun di beberapa populasi.
Sayangnya penelitian baru ini menunjukkan, bahwa virus corona baru melompat pada manusia di akhir tahun lalu. "Semua orang berharap untuk itu. Saya juga," kata Balloux.
"Hasil kami sesuai dengan perkiraan sebelumnya dan menunjukkan semua sekuens berbagi leluhur bersama menjelang akhir 2019, itu periode ketika SARS-CoV-2 melompat ke host manusia," tulis tim penelitian itu.
"Kami benar-benar yakin bahwa lompatan dari inang terjadi pada akhir tahun lalu, (bukan berbulan-bulan sebelum kasus dikonfirmasi)," tambahnya.
Mereka juga menemukan bukti genetik yang mendukung kecurigaan bahwa virus tersebut menginfeksi orang di Eropa, AS dan di tempat lain berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan sebelum kasus resmi pertama dilaporkan pada Januari dan Februari.
Baca Juga: Peti Mati untuk Jenazah Covid-19 Gratis, Pemprov DKI: Kami Beli, Tak Buat
Lane Warmbrod, seorang analis di Johns Hopkins Center for Health Security telah melacak laporan tentang genetika tersebut. Dia mengatakan lebih banyak penelitian diperlukan pada hewan untuk menunjukkan bagaimana perubahan genetika virus.
Laporan tentang mutasi dapat menjadi penting bagi tim yang bekerja pada obat-obatan dan vaksin untuk melawan virus corona.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya