Suara.com - Kurang Vitamin D Berisiko Tingkatkan Kematian Akibat Covid-19, Benarkah?
Sejak pandemi virus corona atau Covid-19 bermunculan, ada kebiasaan baru yang dilakukan masyarakat, yaitu berjemur pada waktu tertentu.
Sebagian besar dari mereka percaya bahwa dengan berjemur akan mendapatkan vitamin D dan meningkatkan daya tahan tubuh yang membuat mereka terhindar dari Covid-19
Tapi, benarkah vitamin D berkhasiat untuk melawan Covid-19?
Untuk membuktikan itu, para peneliti di Queen Elizabeth Hospital Foundation Trust dan University of East Anglia melakukan sebuah riset.
Dalam penelitian ini terbukti jika seseorang yang kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko kematian yang lebih tinggi pada pasien Covid-19.
Hal ini didasarkan pada penelitian lain dari Filipina pada bulan lalu yang menemukan bahwa dari 104 pasien Covid-19 yang mengalami kondisi kritis atau berat sebanyak 100 orang atau hingga 96 persen dari mereka memiliki kadar vitamin D yang rendah.
Atas penelitian ini Public Health England mendesak warga Inggris untuk mengonsumsi vitamin D setiap hari, dengan harapan mampu menekan angka kematian virus corona yang semakin meningkat.
Meskipun hasil penelitian nampak menjanjikan, perlu diingat para peneliti tidak meninjau pasien secara langsung. Penelitian dan metodologinya juga belum ditinjau lebih jauh.
Baca Juga: Kabar Baik, Sudah 1,4 Juta Orang Sembuh dari Virus Corona Covid-19
Meski begitu, memang benar jika vitamin D memiliki beragam manfaat sebelumnya, dan sudah digunakan tenaga medis sebagai cara untuk mencegah penyakit termasuk penyakit tulang.
Penelitian juga menunjukkan bahwa kadar vitamin D dalam tubuh bisa mencegah asma, TBC, influenza termasuk virus corona yang mengganggu jalannya pernapasan.
Adapun vitamin D bisa didapat melalui sinar matahari langsung, makanan atau suplemen yang membantu tubuh memproduksi kalsium dan menjaga kadar fosfor yang sehat.
Meskipun penelitian belum dilakukan tinjauan, namun penelitian dari Queen Elizabeth Hospital Foundation Trust mengatakan ada bukti jelas kaitan antara kematian akibat Covid-19 dan rendahnya vitamin D.
"Kami percaya vahwa kami bisa merekomendasikan suplemen Vitamin D untuk terlindungi dari penularan SARS CoV 2," kata penelitian itu mengutip Newshub, Selasa (5/5/2020).
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah